Mohon tunggu...
Reza Ilham
Reza Ilham Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

sampaikan walau hanya satu ayat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pnaumokoniosis Akibat Debu Batu Bara: Penyebab, Dampak, dan Studi Kasus

8 Januari 2025   19:15 Diperbarui: 8 Januari 2025   19:15 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao


Pasien didiagnosis dengan pneumokoniosis akibat debu batu bara berdasarkan hasil rontgen dada yang menunjukkan bayangan nodular di paru-paru bagian atas. Pemeriksaan fungsi paru menunjukkan kapasitas vital paksa (FVC) menurun menjadi 55% dari prediksi normal. Biopsi paru menunjukkan adanya jaringan fibrosis akibat akumulasi partikel debu. Intervensi dan Tindakan
Pasien disarankan untuk segera menghentikan paparan debu batu bara dengan pindah ke posisi kerja yang lebih aman atau pensiun dini. Ia juga diberikan terapi bronkodilator untuk mengurangi sesak napas, serta direkomendasikan menjalani rehabilitasi pulmoner untuk memperbaiki kapasitas paru.


Kasus ini menyoroti pentingnya penggunaan alat pelindung diri, seperti masker respirator, dalam mencegah penyakit akibat paparan debu batu bara. Selain itu, pengawasan kesehatan secara rutin diperlukan untuk mendeteksi dini penyakit pada pekerja tambang.

Pencegahan Pneumokoniosis

Pneumokoniosis sebenarnya dapat dicegah dengan langkah-langkah berikut. Pengendalian debu di udara dapat dilakukan dengan menggunakan sistem ventilasi atau penyiraman air di tambang untuk mengurangi debu yang terhirup. Penggunaan alat pelindung diri seperti masker respirator yang dilengkapi filter khusus sangat penting dalam melindungi pekerja dari paparan debu. Selain itu, pemeriksaan kesehatan rutin diperlukan untuk mendeteksi gejala awal penyakit ini (Putri & Syafrudin, 2021). Edukasi pekerja juga menjadi hal penting agar mereka memahami risiko paparan debu batu bara dan cara melindungi diri.

Kesimpulan

Pneumokoniosis akibat debu batu bara adalah penyakit serius yang dapat dicegah melalui penerapan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja yang baik. Studi kasus pada pekerja tambang di Kalimantan menunjukkan bahwa paparan debu jangka panjang tanpa perlindungan memadai berkontribusi besar pada perkembangan penyakit ini. Oleh karena itu, peran perusahaan dalam menyediakan lingkungan kerja yang aman dan edukasi pekerja sangat penting untuk meminimalkan risiko.

Referensi

  1. Cohen, R. A., Petsonk, E. L., Rose, C., et al. (2016). Lung Pathology in US Coal Workers with Rapidly Progressive Pneumoconiosis Implicates Silica and Silicates. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, 193(6), 673-680.
  2. Putri, A. M., & Syafrudin, M. (2021). Prevalensi Pneumokoniosis pada Pekerja Tambang Batu Bara di Indonesia. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 19(2), 128-135.
  3. LaDou, J., & Harrison, R. J. (2006). Current Occupational and Environmental Medicine. McGraw-Hill.
  4. Laney, A. S., & Attfield, M. D. (2010). Coal Workers' Pneumoconiosis and Progressive Massive Fibrosis are Increasing in the United States. American Journal of Public Health, 100(8), 1666-1672.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun