Mohon tunggu...
Reza Firnanto
Reza Firnanto Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Akuntansi Universitas Pekalongan

Buruh tulis yang suka dengan Chelsea FC dan sedang menimba ilmu Akuntansi di Universitas Pekalongan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Alam atau Manusia yang Tidak Bersahabat?

13 Desember 2020   13:00 Diperbarui: 13 Desember 2020   13:07 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Valley of Heroes, Tjentite , Bosnia and Herzegovina (Nikola Majksner via Unsplash)

Selain kebutuhan jasmani tersebut, kita juga terpenuhi kebutuhan tersier yang berupa memanjakan jiwa rohani dari panorama keindahan alam seperti pegunungan, pantai, dan hutan beserta flora faunanya.

Sebagian dari kita ada yang mensyukuri, lalu muncul kesadaran diri untuk menjaga, memelihara, dan melestarikan keberlangsungan alam beserta segala sumber kekayaannya. 

Namun mayoritas dari kita, justru melakukan perbuatan-perbuatan yang berlebihan dalam memanfaatkan alam. Baik itu perbuatan tidak sengaja (karena kebodohan) maupun perbuatan yang disengaja (karena ego dan serakah), seperti penebangan liar yang membuat alam menjadi rusak. Dampak dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan manusia tersebut, menimbulkan berbagai bahaya alam dan masalah lingkungan hidup.

Masalah-masalah lingkungan hidup tersebut, menimbulkan berbagai bencana yang justru sangat merugikan diri manusia. Diantaranya adalah pandemi virus corona yang belum hilang hingga kini, perubahan iklim yang tidak menentu dan ekstrim, krisis air bersih, dan permukaan air laut yang naik. 

Itu semua terjadi akibat ulah tangan manusia sendiri yang tidak bertanggung jawab. Meski ulah tangan manusia tersebut berakibat fatal, tetapi mereka tetap berani melakukannya dengan mengatasnamakan untuk bertahan hidup hingga mengesampingkan keberlangsungan alam yang akan dinikmati anak cucu mereka kelak.

Pada akhirnya justru manusia yang tidak bersahabat dengan alam. Manusialah yang "menyengsarakan" alam karena tindakannya yang tidak arif terhadap alam. 

Alam tidak sedikit pun berniat untuk membalas dendam terhadap ulah manusia, karena sesungguhnya alam tidak pernah menyengsarakan manusia. Semua bencana alam yang terjadi tersebut, murni karena ulah tangan manusia sendiri.

Selama ini manusia telah keliru dalam memandang alam. Alam hanya dipandang sebagai objek yang harus dikerjakan, bukan sebagai tempat berlindung yang juga hidup. Alam hanya dijadikan objek materialistik semata oleh manusia. Alam bisa dengan bebas mereka manfaatkan tanpa memperhatikan keberlangsungan hidupnya.

Oleh sebab itu, agar bencana alam tidak terulang terus menerus, mulai sekarang bersahabatlah dengan alam. Dengan begitu, alam pun akan bersahabat dengan kita. 

Rawatlah alam, seperti kita merawat diri sendiri agar muncul kepedulian dan rasa tanggung jawab moral yang tinggi untuk menjaganya. Menjaga alam bukan berarti tidak boleh memanfaatkannya sama sekali, namun yang terpenting adalah menjaga keseimbangan alam dengan memanfaatkan seperlunya saja.

Proses pembentukan kesadaran tersebut tentu membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak. Kita bisa memulainya dengan sering membaca atau mendengarkan media yang membahas lingkungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun