Oleh
Reza Rivaldhi BatubaraPendidikan selalu menjadi salah satu sektor strategis dalam pembangunan bangsa. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, harapan besar muncul untuk membawa reformasi yang nyata dalam dunia pendidikan Indonesia. Tidak hanya untuk menciptakan generasi unggul, tetapi juga memastikan kesejahteraan para guru sebagai ujung tombak pendidikan.
Dengan kondisi pendidikan Indonesia yang masih menghadapi berbagai tantangan---dari ketimpangan akses hingga kualitas pengajaran---reformasi menyeluruh menjadi kebutuhan mendesak. Tahun 2025 akan menjadi titik awal yang krusial untuk membuktikan sejauh mana komitmen pemerintah baru terhadap sektor pendidikan.
Harapan pada Reformasi Pendidikan
Era sebelumnya telah melahirkan berbagai kebijakan, seperti Merdeka Belajar, yang mengutamakan fleksibilitas dalam pembelajaran. Namun, penerapan kebijakan ini di lapangan masih menyisakan banyak pekerjaan rumah. Dari kurangny kesejahteraan guru hingga kendala infrastruktur di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), transformasi ini membutuhkan kesinambungan dan penyempurnaan.
Dalam visi Presiden Prabowo, pendidikan tidak hanya tentang mengejar angka-angka statistik, tetapi juga menciptakan individu yang tangguh, kreatif, dan memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi. Pendidikan karakter yang berakar pada nilai-nilai kebangsaan menjadi fondasi penting untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global.
Komitmen pada Kesejahteraan Guru
Sebagai calon guru, saya optimistis dengan fokus pemerintahan Prabowo pada peningkatan kesejahteraan guru. Selama ini, guru sering kali menghadapi beban administrasi yang tinggi, gaji yang belum memadai. Langkah-langkah konkret, seperti pemberian insentif untuk guru honorer serta guru di daerah terpencil, penyederhanaan beban administrasi, dan peningkatan akses terhadap pelatihan berbasis teknologi, diharapkan menjadi prioritas pemerintah.
Presiden Prabowo juga telah menegaskan pentingnya menempatkan pendidikan sebagai sektor yang strategis. Pernyataan ini memberikan optimisme bahwa guru akan mendapatkan perhatian khusus sebagai salah satu pilar utama dalam memperbaiki sistem pendidikan kita.
APBN 2025: Investasi untuk Masa Depan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa total belanja pemerintah pada APBN 2025 ditetapkan sebesar Rp2.701,4 triliun. Dari jumlah tersebut, alokasi untuk sektor pendidikan mencapai Rp724,3 triliun atau sekitar 26,8 persen dari total belanja pemerintah. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan menjadi bukti nyata bahwa sektor pendidikan mendapatkan perhatian besar.
Namun, alokasi besar ini harus disertai dengan perencanaan yang matang agar benar-benar memberikan dampak signifikan. Pemerintah perlu memastikan anggaran ini difokuskan pada program prioritas, seperti:
- Pengembangan Infrastruktur Pendidikan: Menyelesaikan pembangunan sekolah di daerah terpencil dan memastikan ketersediaan fasilitas belajar yang memadai.
- Digitalisasi Pendidikan: Mengembangkan sistem pembelajaran berbasis teknologi untuk menjangkau siswa di seluruh Indonesia.
- Peningkatan Kesejahteraan Guru: Memastikan bahwa alokasi anggaran benar-benar menyentuh kebutuhan guru, termasuk peningkatan gaji dan pelatihan profesional.
Peluang dan Tantangan di Era Baru
Pendidikan di era Prabowo menghadapi dua sisi koin: peluang besar untuk melakukan reformasi menyeluruh, namun juga tantangan dalam implementasi di lapangan. Dengan anggaran yang memadai dan kebijakan yang tepat, sektor pendidikan memiliki peluang besar untuk menciptakan generasi muda yang kompetitif di tingkat global.
Sebagai calon guru, saya berharap kebijakan ini tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar diwujudkan melalui program-program yang konkret dan berkelanjutan. Dalam konteks kesejahteraan guru, misalnya, langkah-langkah seperti mempercepat proses sertifikasi dan menambah insentif untuk guru honorer harus menjadi prioritas.
Optimisme untuk Pendidikan Indonesia
Era kepemimpinan Prabowo membawa angin segar bagi dunia pendidikan. Dengan visi besar dan komitmen kuat pada reformasi pendidikan, saya percaya bahwa Indonesia berada di jalur yang benar untuk menciptakan sistem pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan berdaya saing.
Kita semua, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan, memiliki tanggung jawab untuk mendukung perubahan ini. Guru, siswa, orang tua, dan masyarakat luas harus bersinergi untuk memastikan pendidikan Indonesia tidak hanya maju secara statistik, tetapi juga mampu mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan zaman.
Masa depan pendidikan Indonesia ada di tangan kita bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H