Mohon tunggu...
Reza Aulia
Reza Aulia Mohon Tunggu... -

"Good-Better-Best : Never Let it Rest" - Coffee Addict, Lover OF Books and Travelling -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Revolusi dan Perang Saudara

25 Mei 2013   21:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:01 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berpijak pada argumen ini, revolusi tanpa rencana yang mantap

justru akan sia-sia. Visi masyarakat berikutnya serta siapa pemimpin yang

layak, dan mampu menciptakan visi tersebut, haruslah dipersiapkan

sedapat mungkin, sebelum revolusi bergulir. Harga yang harus dibayar,

ketika kita gagal mempersiapkan ini, amatlah mahal, yakni perang saudara

yang sia-sia, dan cita-cita revolusi yang lenyap ditelan udara.

Para pengkhianat revolusi biasanya berkedok fundamentalisme

agama dan fundamentalisme ekonomi. Atas nama agama, mereka

memelintir agenda revolusi, dan mengangkat kelompoknya sendiri sebagai

pemimpin yang, seringkali, bergaya diktatorial. Di sisi lain, kekuatan modal

ekonomi, yang dimiliki oleh negara-negara maju maupun perusahaanperusahaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun