HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara berbagai alternatif tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks manajemen, pengambilan keputusan yang efektif sangat penting karena dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesuksesan organisasi.Â
Menurut teori rasionalitas, pengambilan keputusan yang baik didasarkan pada analisis yang sistematis dan logis terhadap informasi yang tersedia. Hal ini melibatkan identifikasi masalah, pengumpulan data, evaluasi alternatif, pemilihan solusi terbaik, dan implementasi keputusan tersebut. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan manfaat bagi organisasi (Johnson & Brown 2019).
Selain teori rasionalitas, ada juga pendekatan intuitif dalam pengambilan keputusan, terutama dalam situasi yang memerlukan tindakan cepat seperti krisis.Â
Pengambilan keputusan intuitif mengandalkan pengalaman dan pengetahuan praktis pengambil keputusan. Dalam situasi krisis, di mana informasi mungkin terbatas dan waktu sangat penting, pengambil keputusan sering kali harus mengandalkan intuisi mereka untuk membuat keputusan cepat.Â
Namun, kombinasi kedua pendekatan ini sering kali memberikan hasil terbaik, dengan intuisi yang didukung oleh data dan analisis untuk memastikan keputusan yang diambil adalah yang paling efektif dan efisien (Smith 2020).
Bank menghadapi tantangan besar ketika terjadi penurunan tajam dalam kepuasan pelanggan akibat peningkatan waktu tunggu layanan dan seringnya terjadi kesalahan dalam proses transaksi. Manajemen bank segera mengidentifikasi masalah ini sebagai prioritas utama dan memutuskan untuk menerapkan proses pengambilan keputusan yang lebih efektif.Â
Pertama, mereka mengumpulkan data dari survei pelanggan dan analisis operasional untuk memahami akar penyebab masalah. Berdasarkan data ini, mereka menetapkan tujuan untuk mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan akurasi transaksi sebesar 50% dalam enam bulan.Â
Tim manajemen mengembangkan beberapa strategi alternatif, termasuk peningkatan pelatihan karyawan, investasi dalam teknologi baru, dan restrukturisasi proses layanan. Setelah mengevaluasi setiap strategi, mereka memutuskan untuk menerapkan kombinasi pelatihan intensif dan implementasi sistem otomatisasi terbaru.Â
Hasilnya, dalam tiga bulan, waktu tunggu layanan berkurang drastis dan tingkat kesalahan transaksi turun hingga 60%. Evaluasi pasca-implementasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam kepuasan pelanggan dan efisiensi operasional, memperkuat daya saing Bank di pasar yang kompetitif (Tiffany et al.2023).
Pada tahun 2010, Citibank Indonesia mengalami krisis besar ketika salah satu manajer seniornya terlibat dalam skandal keuangan yang merugikan nasabah besar. Krisis ini segera memasuki tahap prodromal dengan munculnya tanda-tanda awal masalah melalui laporan media dan keluhan nasabah.Â