Situasi ini dapat mengubah perilaku anak yang akan menarik diri dari kehidupan sosial dan dapat mengurangi disiplin serta rasa tanggung jawabnya. Anak lebih suka bermain bersama gadget dibandingkan bermain diluar bersama teman seumurannya. Konsentrasi anak akan berkurang dalam melakukan aktivitas, karena anak tidak dapat dipisahkan dalam genggaman gadget sejak usia dini. Masih dalam kasus yang sama yang sempat ramai video beredar di media sosial seperti Youtube yang menggambarkan anak-anak bahkan bayi yang kecanduan bermain alat teknologi ini.Â
Dalam video tersebut tampak bahwa anak- anak tersebut akan menangis jika alat komunikasinya diambil atau dijauhkan darinya. Selain fakta tersebut, kita juga sering melihat banyak anak-anak usia dini yang cenderung duduk tenang saat berada di tempat keramaian, seperti mal atau pusat perbelanjaan. Mereka tampak asyik dengan gadget yang dipegangnya.Â
Sementara orang dewasa di sekitarnya asyik bercakap-cakap dengan koleganya. Hal ini menujukkan bahwa banyak yang salah dalam memberikan pola asuh anak usia dini dalam menggunakan gadget.Â
Di lain sisi, terdapat fakta yang cukup mengejutkan bahwa salah dua orang yang mencetuskan gadget yaitu Bill Gates dan Steve Jobs termasuk orang tua yang melarang anaknya menggunakan teknologi terbaru. Padahal, Steve adalah seorang yang dikenal sebagai pimpinan perusahaan gadget terkenal "Apple".
Belajar dari dua orang terkenal tersebut yang berkecimpung dan sukses dengan bisnis teknologinya, maka sebaiknya kita juga dapat melakukan pembatasan penggunaan teknologi informasi canggih bagi anak-anak kita khususnya bagi anak- anak usia dini. Karena terdapat beberapa dampak buruk yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan gadget pada anak-anak, diantaranya adalah; Anak bisa terkena pengaruh buruk dari internet termasuk rentan menjadi korban predator, atau bullying di dunia maya, perkembangan otak anak dapat terpengaruh,menghambat perkembangan fisik menjadi malas gerak, mengganggu kesehatan mental dan sosialnya karena biasanya anak yang kecanduan internet dan gadget tidak mampu bersosialisasi dengan baik, kemungkinan anak tidak bisa mandiri dalam menyelesaikan masalah akibat ketergantungannya pada gadget dan yang terakhir kemampuan berpikirnya menjadi lamban terutama saat menghadapi masalah dalam situasi nyata.
Tapi tidak semua dampak buruk terjadi jika orang tua dengan mudah memberikan gadget kepada sang anak, salah satu contoh kasus beberapa aktris dan influencer mengajarkan parenting kepada khalayaknya, mereka memberikan pengetahuan akan penjadwalan untuk menggunakan gadget. Dari hal ini, orang tua dapat teredukasi bahwa memberikan gadget kepada sang anak dapat menjadi pisau bermata dua. Penggunaan gadget yang tepat kepada anak di usia dini juga memberikan efek positif seperti belajar membaca, mengetahui kosa kata baru, hingga menemukan kesukaannya. Maka dari itu, untuk mencapai perkembangan sosial emosional yang menyeluruh pada anak usia dini, orang tua tidak hanya memberikan gadget tapi diperlukan kontrol yang terstruktur. Pola asuh orang tua dalam memfasilitasi penggunaan gadget sangat perlu memberikan bimbingan kepada anak. Karena anak belum mampu mengontrol waktu dalam penggunaan gadget sehingga pola asuh orang tua berperan penting dalam membimbing anak dalam penggunaan teknologi gadget.
Penulis : Reza Amelia Zein, Mahasiswa Semester 5 Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H