Mohon tunggu...
Reza AmeliaPutri
Reza AmeliaPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Ilmu Komunikasi UIN SUNAN KALIJAGA (21107030002)

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN SUNAN KALIJAGA 21107030002

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Laut: Cerita Para Nelayan Pantai Ngrenehan

31 Maret 2022   22:28 Diperbarui: 31 Maret 2022   22:40 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri

Memiliki daerah dengan potensi alam yang berlimpah tentunya menjadi keuntungan tersendiri bagi masyarakatnya. Begitu pun dengan warga yang tinggal di daerah pantai ngrenehan, salah satu pantai yang terletak di desa kanigoro saptosari, Gunung Kidul, Yogyakarta.

Tinggal di daerah pantai menjadikan masyarakat sekitar bermata pencaharian sebagai seorang Nelayan. Profesi yang tidak lagi asing kita dengar,  kegiatan mereka menangkap ikan di laut seringkali jadi sorotan.

Pak langkir salah satu warga yang tinggal di sekitar pantai ngrenehan mulai berprofesi sebagai nelayan sejak tahun 2011 lalu.

"Saya awal dulu itu jadi nelayan itu 2011, pertama kali itu belum punya kapal sendiri masih ikut -ikut saudara. Terus lama kelamaan memberanikan diri untuk beli kapal sendiri, dulu waktu 2011, 2012 hasil nelayan tu bagus dan penghasilannya." Ujarnya saat ditemui langsung (26/03/2022)

Bekerja dengan Alam seperti di Laut memiliki banyak resiko. Para nelayan harus siap dengan segala bentuk rintangan yang dihadapi saat mereka melaut . Hujan badai, Angin kencang, dan gelombang ombak tinggi sudah menjadi makanan mereka setiap hari.

"Biasanya kalo cuaca lagi buruk itu, ombaknya besar terus kapal tidak seimbang. Jadi biar ngga oleng saya sama temen diatas kapal itu kerja sama biar kapalnya ngga oleng, biar seimbanglah gitu"  ujar pak Langkir (nelayan)  saat ditemui di pantai Ngrenehan  (26/03/2022).

Laut dan kondisi alam adalah suatu hal yang sangat sulit untuk di prediksi, cuaca yang biasanya tenang tak menentukan bagaimana kondisi saat di tengah laut. Biasanya para nelayan menggunakan pelampung sebagai alat safety mereka.

Nelayan  di pantai Ngrenehan biasanya mulai melakukan kegiatan melaut mereka sejak dini hari, mempersiapkan segala hal untuk kebutuhan melaut, mulai dari jaring untuk menangkap ikan, mesin kapal, dan memperhatikan kondisi kapal agar nantinya tak terjadi kendala di tengah laut saar melaut menangkap ikan.

Selain dari banyaknya tantangan yang dihadapi, hal yang sering juga menjadi sorotan masyarakat adalah cara menangkap ikan.

Menurut pak Langkir (Wakil 2 Ketua nelayan) pantai Ngrenehan mayoritas nelayan menggunakan teknik penangkapan ikan dengan menggunakan Net atau jaring.

"Iya kalo tekniknya disini pake net. Jadi biasanya mulai dari jam 4 atau jam 5 itu kita sudah turun laut terus habis itu nebar jaring net nya ditunggu beberapa jam. Nanti sekitar pukul 10 biasanya udah kembali ke darat lagi".

Teknik penangkapan ikan dengan menggunakan jaring net adalah salah satu teknik yang paling sering digunakan oleh para nelayan untuk para nelayan, sebab metode itu sangat ramah lingkungan sehingga tidak merusak ekosistem yang ada di laut pantai ngrenehan. Kegiatan yang dilakukan para nelayan setelah melaut ialah membawa hasil tangkapan mereka ke tempat pelelangan ikan (TPI) yang letaknya tidak begitu jauh dari daerah sekitar pantai. Setelah ikan di antarkan maka para distributor ikan yang datang kesana akan membeli hasil tangkapan mereka yang kemudian dijual kembali.

Melihat kondisi kehidupan para nelayan disana memberi kita sedikit pengetahuan mengenai apa yang laut berikan pada kita, hasil-hasil laut seperti ikan bawal, udang, cumi-cumi, bilis, dan masih banyak lagi jenis hasil tangkapan laut yang di dapatkan.

Selain melaut para nelayan disana juga memanfaatkan kapal milik mereka untuk mengajak para wisatawan pantai ngrenehan berkeliling ke tengah laut. 

Biasanya para nelayan merapatkan kapal kapalnya di bibir pantai lalu menawarkan  kepada para pengunjung untuk berkeliling menggunakan kapal mereka atau hanya sekedar ingin berfoto ketengah laut. Tarif untuk sekali melaut biasanya di mulai kisaran harga Rp 25.000 untuk satu kali.

Tentunya kedatangan para pengunjung yang datang dari berbagai daerah ini memberikan harapan besar kepada masyarakat sekitar bukan hanya para nelayan, karena dengan adanya para wisatawan yang datang mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Kita datang ke pantai ngrenehan ini karena pantainya bagus masih alami, terus ombaknya ngga sampe kedarat sinu mungkin karena ada 2 teluk ini, ombaknya ngga begitu tinggi. Terus juga disini ada para nelayan jadi bisa beli ikan langsung sekaligus menikmati masakan ikan yang ada disini". Ujar seorang pengunjung saat dijumpai di pantai ngrenehan (26/03/2022)

Tak hanya untuk berkungjung menikmati pantainya saja, akan tetapi banyak para wisatawan yang ternyata juga penasaran ingin melihat langsung bagaimana kegiatan para nelayan di pantai Ngrenehan

Rasa penasaran mereka terjawab langsung ketika mereka melihat secara langsung bagaimana para nelayan melakukan kegiatan mereka dalam mencari ikan dan hasil laut lainnya. 

Tak heran jika akhirnya pantai Ngrenehan ini dikenal sebagai pantai nelayan oleh para pengunjung. Hal yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pantai ini untuk dikunjungi.

Begitu banyak pengalaman dan kesan yang bisa kita dapatkan saat berkunjung dan melihat secara langsung aktivitas para nelayannya dan masyarakat sekitar. 


Pantai ngrenehan yang tidak begitu luas seperti pantai pantai disekitarnya ternyata menjadi salah satu sumber kehidupan masyarakat disana. 

Laut menjadi sangat penting bagi kehidupan mereka, menjaga ekosistem laut menjadi tanggung jawab kita bersama agar keseimbangan ekosistem dan kehidupan yang ada disana tetap terjaga. 

Dengan tidak membuang atau meninggalkan sampah di laut, menjaga kelestarian daerah sekitar pantai merupakan hal yang dapat kita lakukan sebagai wisatawan atau pengujung untuk mendukung dan membantu para nelayan dan masyarakat disana yang menggantungkan kehidupan mereka pada laut Pantai Ngrenehan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun