Langit adalah atap rumahku
Lantainya beralaskan tanah
Rumahku tiada berbatas
Dimana kakiku berhenti, disitulah ku kan tinggal
Berkelana kesana-kemari, tanpa tahu apa yang kucari
Aku hidup ditengah keramaian kota
Dimana semua orang sibuk mencari uang  dan muka
Aku hidup dari belas kasih
Dari uluran tangan yang tak tiap hari memberi
Bajuku kurang bahan
Wajahku berias debu kotoran
Mereka sebut aku tak waras
Iya, aku waras
Setelah duniaku yang berwarna  tercemar
Rusak, semua rusak
Bagai terlempar dari kedamaian
Duniaku suram, karna nafsu setan setan berwajah malaikat
Tiada ibu atau bapak tempat mengadu
Daku tak punya kuasa tuk memerintah keadilan
Apalagi uang untuk membelinya
Bahkan harga diri sekedar disebut waras
Pengelana yang kotor
Begitu halu tuk menjadi bersih Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H