Selain itu pemuda juga harus dibekali tata cara pertanian yang baik dan benar, sehingga sewaktu-waktu mereka dibutuhkan mereka telah siap untuk menghadapinya.
Minimnya minat generasi millenial untuk terlibat dan terjun langsung dalam sektor pertanian menandakan bahwa pertanian hari ini dinilai sudah tidak menguntungkan lagi.Â
Selain itu, secara status masih dipandang rendah oleh sebagian orang. Oleh karena itu kaum muda sudah mulai kehilangan gairah untuk bertani.Â
Situasi ini juga berimplikasi kurang baik terhadap target pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045.Â
Oleh karena itu perlu di tekankan bahwa melibatkan generasi muda adalah kuncinya, dan pertanian modern adalah solusi untuk menarik generasi muda agar terlibat dalam bisnis pertanian.Â
Kaum muda di kalangan millenial perlu di dorong untuk menjadi petani. Sebab jadi petani saat ini adalah termasuk gaul dan perlu melek teknologi.
Menelisik hal ini juga perlu dilakukannya sebuah regenerasi petani. Hal ini dilakukan karena masalah usia dan penuaan petani menjadi fenomena penting.Â
Usia disinyalir dapat berpengaruh terhadap keputusan petani dalam melakukan adopsi inovasi suatu teknologi pertanian dan kemampuan untuk meningkatkan produktivitas hasil usaha di bidang pertanian.Â
Jika kegiatan produksi pertanian hanya dilakukan oleh generasi tua, maka perlahan tapi pasti, jumlah petani akan semakin berkurang dari tahun ke tahun.Â
Akibatnya produksi pertanian juga tentu akan ikut menurun, dan selanjutnya sangat dimungkinkan akan terjadi ketidak-seimbangan antara ketersediaan produksi dengan kebutuhan konsumsi.Â
Permintaan produk pangan diperkirakan akan terus naik seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, kemajuan ekonomi dan pertumbuhan industri pengolahan makanan.