Mohon tunggu...
Reysabel Ruviana
Reysabel Ruviana Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Visual Storytelling, Bukan Hanya Sebuah Tontonan

24 April 2019   20:00 Diperbarui: 26 April 2019   15:07 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Visual storytelling berupa poster kampanye pengurangan sampah plastik di laut. (Sumber: imgur.com)

Visual storytelling dapat disajikan dalam bentuk poster kampanye dan iklan seperti di atas. Selain itu, visual storytelling juga dapat disajikan dalam bentuk video. Salah satu contohnya adalah iklan produk bir Budweiser. Iklan tersebut tidak hanya mempromosikan produk bir mereka saja. Iklan ini juga mengkampanyekan gerakan Don't Drink & Drive. Trevor Quinn dari Daily Mail, menyatakan dalam artikelnya bahwa iklan ini mampu membangun dan menyentuh emosi penonton. Iklan ini berbeda dengan iklan kampanye gerakan Don't Drink & Drive lainnya. Pesan iklan dapat diterima dengan baik walau iklan ini tidak menunjukkan adegan minum minuman beralkohol dan kecelakaan dalam berkendara.


Paparan di atas menunjukkan bahwa visual storytelling merupakan salah satu produk komunikasi yang menarik. Visual storytelling memiliki tujuan yang berkaitan dengan memperoleh profit semata. Namun, visual storytelling memiliki tujuan mulia yaitu membangun pemahaman audiens akan fenomena di sekitarnya. Oleh karena itu, visual storytelling tidak boleh dibuat sembarangan. Visual storytelling dibuat dengan penuh pertimbangan, secara estetika maupun penyebarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun