Visual storytelling dapat disajikan dalam bentuk poster kampanye dan iklan seperti di atas. Selain itu, visual storytelling juga dapat disajikan dalam bentuk video. Salah satu contohnya adalah iklan produk bir Budweiser. Iklan tersebut tidak hanya mempromosikan produk bir mereka saja. Iklan ini juga mengkampanyekan gerakan Don't Drink & Drive. Trevor Quinn dari Daily Mail, menyatakan dalam artikelnya bahwa iklan ini mampu membangun dan menyentuh emosi penonton. Iklan ini berbeda dengan iklan kampanye gerakan Don't Drink & Drive lainnya. Pesan iklan dapat diterima dengan baik walau iklan ini tidak menunjukkan adegan minum minuman beralkohol dan kecelakaan dalam berkendara.
Paparan di atas menunjukkan bahwa visual storytelling merupakan salah satu produk komunikasi yang menarik. Visual storytelling memiliki tujuan yang berkaitan dengan memperoleh profit semata. Namun, visual storytelling memiliki tujuan mulia yaitu membangun pemahaman audiens akan fenomena di sekitarnya. Oleh karena itu, visual storytelling tidak boleh dibuat sembarangan. Visual storytelling dibuat dengan penuh pertimbangan, secara estetika maupun penyebarannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H