Saya bebas dari bapak yang galak itu.
Saya bisa kuliah jauh dari bapak, dan tidak perlu takut dipukul betisnya jika tidak mendapatkan juara 1.
Tapi, ternyata hidup jauh dari orang tua itu berat, tidak ada lagi yang bisa melindungi saya.
Terlebih setelah saya menikah.
Meskipun demikian, sisa-sisa didikan beliau melekat erat di saya.
Karena kegalakannya, saya bisa bertahan hidup jauh dari orang tua selama bertahun-tahun.
Karena didikan keras bapak, saya bisa bersaing di mana pun saya berada, padahal sebenarnya saya bukanlah orang yang cerdas, namun didikan bapak yang 'BISA GAK BISA, HARUS BISA!' itu membuat saya bisa melakukan dan menaklukan apapun yang menjadi tantangan sejak jauh dari orang tua dan keluarga.
Karena didikan dan perlindungan beliau, saya bisa selalu berdiri tegak dan berontak saat diperlakukan tidak adil oleh orang lain.
Karena didikan keras penuh kegalakan beliaulah saya menjadi seperti sekarang ini.
Terimakasih ayah, semoga Allah selalu melindungi dan memberikan hidayah selalu padamu.
Sekali lagi, Selamat Hari Ayah Nasional, bapak.