Setelah itu Raden Wijaya mendirikan kerajaan Majapahit yang berpusat di Trowulan, Mojokerto. Sedang Hujung galuh (di yakini sebagai daerah Surabaya) berkembang sebagai salah satu pusat perdagangan di Jawa.
Setelah perang melawan tentara Tar Tar dan pasukan Raden Wijaya di daerah Hujung Galuh, keluarlah “Mitos Cura-Bhaya”
Cura berarti kemakmuran, sedang Bhaya adalah bahaya.
Yang kemudian seiring waktu berubah pelafalannya menjadi Surabaya.
Dari situlah di ambil simbol Ikan Sura (Hiu) dengan Buaya, yang mana ikan Hiu di lambangkan akan Tentara Tar - Tar yang datang dari laut, sedang Buaya adalah pasukan Raden Wijaya dari darat yang akhirnya bertemu dan bertempur di Hujung Galuh alias daerah pesisir Surabaya.
Jadi bukan seperti cerita dongeng yang mana ikan hiu dan buaya bertemu lalu berantem hehehe..
Tapi bisa juga kisah dongeng tersebut juga benar, mengingat sejarah lambang tersebut diambil dari pertempuran tentara Tar Tar dan pasukan Raden Wijaya :D
Namun, kisah yang sebenarnya hingga kini juga masih di pertanyakan, dan di relief yang ada di depan monumen Tugu Pahlawan juga tidak di jelaskan dengan benar, apakah benar Hujung Galuh itu adalah Surabaya di masa lampau?
Nah, tertarik mengetahui banyak sejarah - sejarah lampau di Surabaya khususnya? jangan lupa sempatkan mengikuti tour GRATIS SHT yaa..
Kisah saya selengkapnya bisa di lihat
Semoga bermanfaat :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H