Melalui mereka saya belajar bagaimana sih menyajikan cerita yang baik? Bagaimana cara mereka mengemas tulisannya hingga menarik banyak pembaca? Dan apa saja unsur-unsur yang ada dalam cerita tersebut? Saya ulik satu persatu.
Mereka juga sama-sama punya ciri khas dan karakter masing-masing. Ben Sohib misalnya yang dalam pandangan saya, ia selalu mampu mengahasilkan cerpen yang memuat kritik sosial namun menggelitik. Atau Rizqi Turama yang selalu mengangkat isu-isu lingkungan dalam setiap cerpennya, begitu pun dengan Raditya Dika yang sangat pandai menyelipkan komedi di cerpen-cerpen remajanya.
Dari situ saya mulai berpikir, tulisan fiksi ini ternyata bukan hanya sekadar media hiburan yang bisa membuat kita sedih, bahagia atau tertawa, melalui tulisan fiksi, kita juga bisa menyisipkan pesan, pemikiran, atau pun kritik untuk mempengaruhi pembaca. Sehingga kita tidak terlihat seperti sedang menggurui.
Dan penulis yang nama-namanya sudah saya sebutkan tadi, mereka semua telah berhasil menemukan jati diri dan warna suaranya sendiri. Mereka juga telah berhasil menjadi penulis yang sukses dan karyanya telah banyak dijual baik dalam bentuk buku, atau pun diangkat ke layar lebar. Sehingga menulis fiksi, sebenarnya adalah hobi yang tidak bisa diremehkan. Karena telah terbukti mendatangkan manfa'at ekonomi.
Dengan mulai menulis fiksi, setidaknya kita punya karya yang bisa dinikmati pembaca sebagai bentuk hiburan atau bila memungkinkan bisa dikomersialisasi. Awalnya mungkin kita hanya mampu menulis cerpen, selanjutnya kita jadi bisa menulis novel, dan dilevel berikutnya, kita bisa saja menjadi penulis skenario film.
Ini yang saya maksud menulis bukan hanya sekadar hobi untuk mengisi waktu senggang, tapi juga bisa kita jadikan sebagi profesi yang bisa membawa kita kepada karir yang lebih tinggi lagi.
Bahkan akhir-akhir ini saya sering bermimpi, mungkinkah suatu saat nanti saya menjadi seorang Sutradara untuk cerita yang sudah saya tulis? Mengubah cerita itu kedalam bentuk film untuk dinikmati ribuan bahkan jutaan orang? Sangat mungkin! Apabila saya memulai nya hari ini. Semua itu bisa diwujudkan melalui lembaran kertas putih kosong yang ada dihadapan saya.
Meskipun bisa dibilang terlambat untuk memulai, namun kini saya sudah menemukan jati diri melalui proses menulis. Inilah waktunya, mulai sekarang, saya akan memutuskan untuk menjadi penulis fiksi dan mengubah hobi ini menjadi profesi.
Untuk kamu yang baru memulai, teruslah menulis dalam berbagai topik. Cobalah semua, hingga kamu benar-benar menemukan jati dirimu, lalu memulai perjalan baru melalui kegiatan menulis.
Namun seperti quotes yang baru saja saya tulis belakangan ini di twitter: "Dibaca atau pun tidak, di bayar atau pun tidak, sang penulis sejati akan terus menulis, entah untuk sekadar rekreasi atau sebagai alat untuk meluapkan kegelisahan hati."
Karena bagi saya, menulis adalah bentuk investasi. Ibarat menanam pohon, kita tidak akan langsung memanen buahnya hari itu juga, butuh waktu yang agak lama untuk pohonnya tumbuh lalu baru bisa menghasilkan buah. Tapi semakin banyak pohon yang ditanam, potensi buah yang akan dipanen pun pasti akan lebih banyak.