Bahkan ketika waktu itu saya dijenguk oleh pelatih silat saya, ia nampak begitu kaget dan kebingungan seraya berkata, "wah kamu yang paling diandalkan malah cidera."Â
Karena bukan saya merasa paling sombong, tapi dari sekian siswa yang ia latih, saya memang termasuk siswa yang cukup menguasai materi yang telah diajarkan. Alhamdulilah saya mempunyai daya ingat yang kuat sehingga dapat menghafal materi senam dan juga jurus dengan sangat baik.
Nah bayangkan itu terjadi dalam sepakbola, ketika seorang playmaker yang biasanya menjadi pemain yang paling bekerja keras, menghalau serangan, mengatur permainan, menjaga kestabilan dilini tengah, tiba-tiba "cidera" yang cukup parah dan harus ditarik keluar lapangan untuk istirahat, apa yang akan terjadi?
Mudah saja, anda pasti sudah bisa menebaknya, maka tak lama kemudian permainan dilapangan pun akan sedikit kacau, tak terorganisir. Bahkan permainan mungkin tiba-tiba mati, buntu, semua pemain menjadi kebingungan dan kelimpungan saat dimana mereka sedang ditinggalkan oleh sang playmaker.
Kini sang kiper menjadi lebih waspada, begitu pun dengan back yang harus selalu sigap, para striker pun tidak bisa leha-leha lagi di posisi depan, kini mau tak mau ia harus rela menjemput bola ketengah lapangan. Semua pemain akhirnya bermain menjadi lebih keras dan lebih sibuk pasca kehilangan sang playmaker.
Itu pun situasi yang akan terjadi didunia nyata!!!sangat persis seperti demikian. Keadaannya menjadi sedikit kacau, semua orang mendadak menjadi sibuk daripada biasanya, mau tak mau mereka yang biasanya leha-leha, santai-santai kini bekerja lebih keras karena sang playmaker sedang cidera.
Mengalami kondisi yang seperti itu mereka pun hanya bisa bersuara, "Cepet sembuh yah, cepet pulih, sakitnya jangan lama-lama, pekerjaan masih banyak." Saya pun hanya mengangguk dan mengiakan saja suara-suara seperti itu.
Lihat!!! Dari 11 pemain yang ada, semuanya nyaris tidak berguna, dari banyaknya pemain, mengapa hanya satu orang saja yang paling bisa diandalkan? Tugas seorang playmaker memang berat, namun seringkali kurang dihargai dan kurang mendapatkan apresiasi.
Dalam sebuah tim, harusnya semua bisa menjalankan peran dan fungsinya secara maksimal, maka output dari pekerjaan yang dihasilkan pun pasti akan lebih maksimal. Tapi faktanya, tidak semua orang memang sanggup dan berbakat menjadi seorang playmaker.Â
Kebanyakan, orang hanya memilih menjadi seorang kiper atau striker saja. Yang maunya hanya di umpani saja, yang maunya hanya menunggu saja, yang maunya hanya dibantu dan disuapi saja. Tanpa ada sedikit pun inisiatif dan kerja keras dalam tim.
Tapi meski demikian, saya bersyukur artinya Tuhan memang membekali diri ini dengan segudang skill yang tak dimiliki oleh orang lain, sehingga saya selalu mampu menjalankan posisi dan peran saya dengan baik.