Sebagai seorang pecinta sepak bola dan kalau anda paham sepak bola maka anda tentu saja akan menjawab posisi Gelandang (Playmaker) lah posisi yang paling berat dan melelahkan untuk dijalankan. Dan saya pun tentu saja berpikir demikian.
Mempunyai peran yang cukup sentral tentu saja seorang playmaker di tuntut untuk kuat secara fisik dan mental juga tentu saja harus punya dua atribut skill sekaligus yakni bertahan dan menyerang. Seorang playmaker dituntut untuk selalu aktif berlari kedepan, kebelakang bahkan ke tepi lapangan.
Seorang playmaker mempunyai tugas seperti, membuka ruang, menggulirkan bola, merebut bola, mengumpan bola, melakukan inisiatif serangan, membantu pertahanan, menjaga kedalaman, mengatur organisasi permainan, hingga mengatur tempo permainan. Bahkan kualitas permainan dilapangan selalu ditentukan oleh "siapa" playmaker-nya.
Kadang permainannya tidak begitu terlihat, jarang mencetak goal, tidak populer seperti halnya seorang striker, namun peran seorang playmaker sebetulnya adalah peran yang paling vital dalam permainan sepak bola.
Casemiro dan Sergio Busquet mungkin adalah dua pemain yang tidak begitu populer, namun peran mereka sebagai seorang playmaker betul-betul begitu penting ditengah lapangan.Â
Merekalah yang senantiasa memotong dan menggagalkan serangan, mereka pula yang seringkali memberikan umpan-umpan kunci untuk menghasilkan peluang yang bisa dikonversi menjadi goal.
Seorang playmaker juga dituntut untuk bisa kreatif, dinamis dan mobile dilapangan. Seorang playmaker harus mempunyai skill "intelejensi" diatas rata-rata para pemain yang lainnya, untuk bisa membuat permainan dilapangan menjadi lebih hidup.
Bahkan bagi orang Italia, playmaker mempunyai julukan tersendiri yakni "Regista" yang secara harfiah "Sutradara" yang mempunyai makna berarti sang pengatur lapangan, atau sang arsitek lapangan. Sebegitu penting dan vitalnya peran seorang playmaker dalam dunia sepak bola.
Nah apabila dianalogikan, nampaknya peran yang sedang saya jalankan dalam hidup ini mirip-mirip seperti seorang "playmaker". Ini berlaku bukan hanya di dalam keluarga dan lingkungan sosial pertemanan, tapi juga berlaku di dunia kerja.
Nampaknya, dimana pun saya bertugas setiap kali saya berpindah dari satu tempat kerja kelingkungan kerja yang baru, tak butuh waktu yang lama, saya selalu saja bermain sebagai seorang "playmaker".Â
Entah kenapa nasib saya ini selalu menjadi karyawan yang "paling diandalkan" di lingkungan kerja. Ini terjadi bukan kali ini saja tapi juga sudah terjadi sebelum-sebelumnya.