Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berita Penculikan Anak dan Sederet Hoaks yang Meresahkan

1 Februari 2023   06:00 Diperbarui: 1 Februari 2023   05:59 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kominfo.go.id 

Seorang anak dengan wajah ketakutan terekam dalam sebuah video di media sosial menceritakan bahwa dirinya hampir saja menjadi korban penculikan. Sambil menahan tangis, dan sesekali mengusap air mata yang hampir keluar, anak itu menjelaskan kronologi rencana penculikan tersebut.

Ketika sedang asyik bermain sepeda bersama teman-temannya, si anak mengaku dihampiri oleh seorang wanita yang tak dikenal kemudian menanyakan seorang anak kecil yang menyerupai dirinya. Wanita itu pun mencoba membujuk dirinya dan mengiming-imingi uang untuk mau ikut dengannya. Mendengar hal itu ia langsung lari dan mencoba bersembunyi.

"Kita langsung kabur kan, aku ngumpet disitu sementara. Terus tiba-tiba dia nyari aku disemak-semak. Sumpah ngeri banget." terangnya, sambil mengusap wajah dan tampak dari gesturnya yang masih terlihat syok usai peristiwa tersebut.

Hingga tulisan ini dimuat, belum diketahui secara pasti kapan dan dimana lokasi peristiwa itu terjadi. Namun video itu viral dan juga sudah diberitakan oleh beberapa media online terkemuka. Sumber video tersebut berasal dari akun TikTok dengan username @k1990aaa.

Bukan itu saja, cerita tentang rencana penculikan juga pernah dialami oleh R (12) seorang anak asal Desa Bojonggaling, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. R menceritakan dirinya hampir saja menjadi korban penculikan anak namun berhasil menyelamatkan diri.

Aksi percobaan penculikan itu terjadi pada Rabu, 18 Januari 2023 yang lalu. Siang hari kala itu R baru saja pulang sekolah, kondisi rumah sedang sepi karena hanya ada ia dan adiknya yang baru berusia 3 tahun sedang tidur dikamarnya. Ketika ia sedang asyik bermain didepan teras rumahnya, tiba-tiba tiga orang yang tak dikenal menggunakan masker mencoba menghampirinya.

D (49) yang merupakan Ayah Korban kebetulan sedang tidak ada dirumah, sehingga tidak tahu persis seperti apa kejadian yang sebenarnya, ia hanya mendengar kesaksian dari anaknya mengenai pristiwa tersebut.

"Saya kurang tahu, tapi kata anak sebelum kejadian, (R) sedang push up di teras hanya sendirian rebahan begitulah, kemudian ada yang datang sebanyak tiga orang." ungkapnya, seperti dilansir dari Sukabumiupdate.com.

Pada saat menghampiri korban, ketiga orang yang merupakan dua laki-laki dan satu perempuan yang tak dikenal itu mencoba membawa paksa korban. Satu orang laki-laki mencoba menarik kaki dan perempuan menarik tangan korban, namun (R) tak pasrah dan berani melakukan perlawanan. Setelah berhasil lolos, ia pun langsung lari menemui Ibunya yang tengah bekerja di penggilingan padi.

"Kalau memang orang iseng, masa sampai dikejar. Untung anak saya melawan. Saat pengejaran, anak saya melepas sabuk yang lagi digunakan dan melayangkan sabuk ke arah terduga pelaku sambil berteriak minta tolong." D menjelaskan.

Kabarnya usai kejadian tersebut (R) sempat mengalami trauma sampai bolos sekolah. Meski dirinya berhasil lolos dari percobaan penculikan tersebut, namun kejadian itu rupannya membuat R segan untuk keluar rumah. Bukan saja (R) tapi orangtuanya pun mengaku trauma dengan adanya peristiwa tersebut.

Beberapa Hoaks yang Muncul di Media Sosial

Ramainya isu penculikan anak sebetulnya bukan kali pertama terjadi, berdasarkan data, isu ini juga pernah ramai mencuat pada 2017 lalu disertai dengan narasi bahwa 1 anak dihargai 5 Milyar Rupiah. Didalam berita-berita yang sempat beredar di tahun itu juga disebutkan bahwa penculik menjual organ-organ tubuh korban dipasar gelap dengan harga ratusan juta.

Namun isu dan kabar miring itu segera ditepis oleh pihak Kepolisian dan memastikan bahwa berita-berita dan narasi-narasi yang kadung tersebar luas itu adalah hoaks alias berita yang mengada-ngada dan tidak disertai dengan fakta yang jelas. Pernyataan itu disampaikan oleh Divisi Humas Polri dalam cuitannya di Twitter pada 23 Maret 2017 yang lalu.

Kapolri saat itu Jenderal Tito Karnavian juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak termakan isu dan resah terhadap maraknya kabar penculikan anak dan penjualan organ tubuh di media sosial.

Namun rupanya media sosial tak mampu lagi membendung narasi-narasi tersebut yang kini mulai mencuat kembali. Narasi-narasi itu dengan secepat kilat muncul kembali ke permukaan setelah adanya dugaan percobaan penculikan dibeberapa tempat yang akhir-akhir ini terjadi dan cukup meresahkan masyarakat.

Terbaru, Divisi Humas Polri melalui akun Instagram resminya dalam 3 unggahan yang baru saja di posting hari ini (31/01/2023), kembali memberikan klarifikasi terkait beberapa isu penculikan anak yang berkembang dan viral di media sosial.

Pertama, beredar sebuah video di media sosial yang memperlihatkan seorang bocah terluka dibagian lehernya yang diunggah oleh salahseorang warganet di akun Facebook bernama Kotek Siregar. 

Dalam video itu terdengar percakapan dalam bahasa Madura yang menjelaskan bahwa bocah tersebut adalah warga Desa Manoan, Kecamatan Kokop Kabupaten Bangkalan yang baru saja menjadi korban penculikan.

Setelah ditelusuri, faktanya kejadian dalam video itu ternyata dialami oleh seorang bocah di India. Leher bocah tersebut terluka akibat terjerat tali layangan. Rupanya suara percakapan dalam video tersebut adalah hasil sulih suara dan sengaja dimasukan oleh si penyebar hoaks agar warga percaya bahwa itu adalah penculikan yang terjadi di Kabupaten Bangkalan.

Kedua, ada video yang beredar di sebuah akun TikTok bernama @herizaltaganariau dengan narasi, "Hati-hati waspada jangan sampai jadi korban, penculikan terjadi dimana-mana". Lagi-lagi video itu pun ternyata adalah hoaks alias tidak benar.

Divisi Humas Polri memastikan video itu adalah hoaks. Karena faktanya, konten tersebut merupakan video korban tindak kejahatan begal yang terjadi di Pekanbaru Riau dengan modus meminta tumpangan terhadap korban.

Ketiga, ada video amatir yang telah beredar di media sosial tentang adanya penangkapan yang dikatakan sebagai pelaku penculikan anak di Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Dalam video itu termuat narasi, "Penculikan anak sudah mulai marak lagi, jaga anak-anak kita."

Setelah di cek ternyata video itu tidak benar alias hoaks. Divisi Humas Polri memastikan bahwa pria tersebut bukanlah penculik anak, melainkan seorang warga yang diduga mengalami gangguan jiwa (ODGJ). Pria tersebut telah diamankan oleh pihak Kepolisian dan tenaga kesehatan untuk kemudian dilakukan penjemputan oleh pihak keluarganya.

Selain itu, belakangan ini muncul pula foto-foto dalam bentuk tangkapan layar dalam pesan berantai di aplikasi pesan Whatsapp dan media sosial yang dikatakan sebagai pelaku penculikan, dalam pesan berantai itu tertulis keterangan, "Mohon disebarkan di group RT masing-masing agar warga kita mengenali wajah-wajah para pelaku penculik anak."

whatsapp-image-2023-01-20-at-11-00-11-768x683-63d9143628c4f52f8f72b0f2.jpeg
whatsapp-image-2023-01-20-at-11-00-11-768x683-63d9143628c4f52f8f72b0f2.jpeg
Sumber: humas.polri.go.id

Setelah ditelusuri, kembali terungkap bahwa pesan yang berisi sejumlah foto wajah orang-orang yang disebut pelaku penculikan itu juga ternyata hoaks. Kabar ini sempat membuat resah warga Bengkulu dan juga sudah viral tersebar di media sosial.

Kapolda Bengkulu Irjen Pol Armed Wijaya melalui Kabid Humas Polda Bengkulu Kombes Pol Anuardi, juga menyampaikan bahwa pesan-pesan yang berisi foto wajah orang-orang yang dikatakan pelaku penculik anak yang disertai narasi tersebut tidaklah benar. Faktanya, informasi tersebut terkait dengan hoaks selebaran foto pelaku penculikan anak pada tahun 2018 lalu dan pelaku penyebarnya sudah ditangani oleh Polres Blitar.

"Kepada Masyarakat kami imbau untuk tidak mudah terpancing oleh informasi yang belum jelas kebenarannya. Pastikan informasi yang didapatkan memiliki sumber yang dapat dipercaya atau dapat menanyakan langsung ke Kepolisian setempat." kata Kapolda Bengkulu seperti dilansir dari website resmi Humas.polri.go.id dalam keterangannya Jum'at (20/01/2023).

Seorang Pengajar Bidang Studi Hukum Pidana, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Nathaliana Naibaho mengungkapkan untuk mencegah terjadinya kasus penculikan anak diperlukan sinergi yang kuat antara Pemerintah, Masyarakat dan Orangtua.

Selanjutnya langkah preventif juga perlu dilakukan melalui pengawasan yang proporsional dan tepat, baik melalui teknologi seperti CCTV dan sejenisnya mau pun dengan meningkatkan kewaspadaan masyarakat di area umum seperti sekolah, tempat les, taman bermain, pusat perbelanjaan dan transportasi publik.

Selain itu menurutnya, anak juga perlu diberi edukasi agar selalu meminta izin kepada orangtua atau keluarga dan memberitahu tujuannya ketika hendak pergi dengan siapa pun. Anak juga harus diajarkan untuk menolak ajakan, ancaman dan paksaan dari orang yang tidak dikenal.

Penulis : Reynal Prasetya

Sumber Informasi Terkait Tulisan : (1) ; (2) ; (3) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun