Pertanyaanya, apakah rela timnas Indonesia disusul oleh Kamboja dalam hal kemajuan sepak bolanya? Bijak kah kalau penampilan buruk para pemain kita dilapangan itu disebabkan karena sosok pelatih saja?
Meski sesekali melakukan blunder, rasanya kurang tepat kita menyebut bahwa menurunnya performa timnas di piala AFF kali ini disebabkan karena "ulah" STY, atau "ketidakmampuan" STY dalam meramu taktik, padahal sejauh ini taktik dan strateginya itu cukup efektif dalam "menciptakan peluang" hanya tinggal bagaimana para pemain mampu memanfa'atkan peluang itu dengan baik disetiap pertandingan.
Kalau pun masih ada pemain yang kedapatan egois, tidak mengutamakan tim dan indisipliner, mungkin STY harus mulai tegas dan memberikan punishment pada pemain tersebut dengan mencadangkannya.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Eric Tan Hag di Manchaster United yang kala itu sengaja mencadangkan Marcus Rashford karena dianggap tidak disiplin dan akhirnya hanya bermain selama 45 menit kala bertemu dengan Wolverhampton.
Hukuman itu pun akhirnya membuat Rashford "sadar diri" dan menjawab Eric Tan Hag dengan mencetak goal dan sekaligus menjadi pahlawan bagi setan merah dengan satu-satu nya goal yang dicetaknya itu.
Saya berharap STY pun memberlakukan punishment yang serupa pada pemain timnas agar jangan melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang. Salam...
***
Come Back Stronger Garuda!
Reynal Prasetya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H