Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Membantah Tuduhan Blunder Fatal STY sebagai Sebab Buruknya Performa Timnas

4 Januari 2023   08:15 Diperbarui: 4 Januari 2023   08:18 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-yong (Sumber: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay via KOMPAS.COM)

Apakah hal tersebut juga salah STY? Ah, kayaknya gak masuk akal apabila gagal mengeksekusi peluang matang didepan gawang juga menjadi salah pelatih. Harusnya itu kan menjadi tanggung jawab pemain dilapangan, kenapa masih egois? Kenapa masih belum tepat sasaran? Kenapa terlalu bermain Individual?

Memang lebih mudah mengkambinghitamkan STY daripada melakukan evaluasi dan memperbaiki permainan. Disini pentingnya melakukan kritik secara konstruktif demi memajukan, bukan malah memojokan.

Lalu soal decision making dan finishing, ini salah siapa? Kita juga tidak serta merta harus menyalahkan ini pada pemain dan terlalu mengkritik mereka terlalu keras, karena bagaimana pun para pemain kita sudah bekerja keras bermain diatas lapangan terlepas dari hasil yang didapat.

Saya lebih setuju kalau masalah decision making dan finishing dari para pemain timnas ini disebabkan karena kurangnya menit bermain, atau jam terbang dari para pemain, seperti apa yang dikatakan STY, "berikan menit lebih pada pemain, maka kualitas permainan pun pasti akan meningkat."

Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh pelatih dunia Pep Guardiola ketika diwawancarai oleh seorang wartawan tentang bagaimana cara meningkatkan decision making dan finishing pemain dilapangan, Pep menjawab bahwa semakin sering bermain maka masalah decision making dan finishing ini bisa diperbaiki.

Nah, masalahnya sebelum bergulirnya piala AFF 2022 ini, para pemain timnas kita sempat menemui masalah dan "berhenti bermain" dikarenakan kompetisi lokal atau turnamen liga kita yang sempat terhenti selama 2 bulan imbas adanya kasus Kanjuruhan.

Jelas saja, ini benar-benar mempengaruhi performa pemain diatas lapangan. Karena secara teori memang masuk akal apabila kita sering melakukan, memainkan, atau mengerjakan sesuatu maka kita akan semakin ahli dalam bidang tersebut.

Tapiii... frekuensi bermain yang sering itu pun perlu ditunjang dengan "metode latihan" yang tepat apabila mengingkan output yang maksimal. Dua sebab itulah yang menjadikan performa para pemain timnas kita terlihat mengalami penurunan permainan di piala AFF kali ini.

Jadi terjawab sudah ini bukan hanya salah Shin Tae-yong atau pun pemain saja, tapi semua pihak dalam hal ini ekosistem sepak bola yang baik tentu akan menghasilkan kualitas permainan yang baik pula.

Tidak perlu jauh-jauh, kita tengok saja pesaing kita yakni Kamboja yang sekarang sudah mulai menjadi kuda hitam di piala AFF 2022 ini. Sepak bola mereka terlihat mengalami perkembangan yang begitu pesat semenjak salahsatu pengelola liga disana menunjuk Satoshi Saito yang merupakan mantan direktur JFA, AFC dan Barcelona ditunjuk sebagai CEO Cambodia Premiere League untuk memperbaiki kompetisi lokal disana.

Alhasil, hanya dalam beberapa tahun kita sudah melihat perkembangan sepak bola Kamboja mengarah kepada peningkatan positif dan tidak bisa diremehkan lagi. Karena mereka betul-betul niat dan serius membenahi sepak bola bukan hanya dari aspek permainan lapangan, tapi juga ekosistem sepak bola nya itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun