Hanya tim yang mempunyai kualitas lah yang layak mengangkat piala. Bukan berarti Indonesia tidak layak, tapi kelihatan agak sulit untuk menjadi juara apabila cara bermain timnas yang seringkali masih membuang-buang peluang didepan gawang dan seringkali kehilangan fokus jelang akhir laga.
Kita bisa melihat dari statistics permainan semalam ketika berhadapan dengan Filipina, Indonesia memiliki peluang sebanyak 7 shot on target kearah gawang, namun hanya 2 peluang saja yang mampu di konversi menjadi goal ke gawang Filipina.
Selalu saja ada para pemain yang menyianyiakan peluang dan ramai menjadi perbincangan sehingga menuai kritik dari warganet.Â
Sebelumnya ketika berhadapan dengan Thailand, Witan yang menjadi sasaran kritik dari warganet, lalu dipertandingan melawan Filipina ini ada lagi Kambuaya yang menjadi sasaran kritik dari warganet hingga beberapa topik seperti egois dan finishing pun trending di Twitter.
Saya pun terus terang agak sedikit kesal melihat peluang itu. Kambuaya tidak pandai melihat momentum, padahal situasi sudah cukup menguntungkan bagi timnas Indonesia dengan dua versus satu dengan bek Filipina, Spaso yang melenggang bebas disisi kirinya malah tidak diberi umpan sehingga terbuanglah peluang itu dengan sia-sia.
Andai saja Kambuaya tidak bermain egois dan mampu melihat momentum dengan memberikan umpan pada Spaso, mungkin kenyataannya akan lain. Bisa saja timnas menambah keunggulan melalui striker naturalisasi itu.
Kesalahan-kesalahan elementer dan membuang-buang peluang seperti itu yang seharusnya pemain timnas kurangi. Disamping bisa merugikan tim, hal-hal yang semacam itu juga tentu saja bisa mengundang cibiran dari warganet.
Lihat saja Witan, permainannya tidak terlihat ketika menghadapi Filipina semalam. Witan yang biasanya menjadi aktor lini serang Indonesia terlihat melempem dan mengalami penurunan performa, kalau saya boleh berhipotesa bisa saja ini disebabkan karena ia merasa tertekan imbas dari gagalnya memanfa'atkan peluang saat menghadapi Thailand dilaga sebelumnya.
Semua kritik dan media tertuju pada permainannya kala itu, sehingga mungkin menjadi semacam beban bagi Witan untuk bermain sebagaimana biasanya. Ia pun ditarik keluar dan digantikan oleh Yakob Sayuri pada menit 59.
Padahal timnas Indonesia begitu beruntung mempunyai pelatih sekelas Shin Tae-yong yang kaya akan taktik. Tapi apa yang diinginkan oleh Shin Tae-yong ini kadang tidak bisa dijalankan dan diterapkan dengan baik oleh para pemain timnas Indonesia dilapangan.
Namun dengan hasil ini, tak berlebihan kalau kita berikan apresiasi pada skuad Garuda terlepas dari setiap kekurangannya. Yang terpenting kini timnas sudah lolos ke semi final. Tinggal bagaimana nanti mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk melakoni partai semi final yang biasanya digelar dua leg.