Risma nampaknya telah melakukan kesalahan besar dalam perjalanan cintanya yang sampai kapan pun mungkin akan ia sesali. Ia secara tidak sadar akibat terpengaruh oleh biokimia yang bernama "cinta" itu secara ikhlas dan rela mema'afkan bahkan bersedia dinikahi oleh pria brengsek yang amat tidak pantas bersanding dengannya.
Kabarnya Risma dan pria berinisial R yang telah mengkhianatinya itu telah sama-sama saling mengenal dan menjalin kasih sejak SMA. Dari masa pacarannya yang cukup lama itu sebanarnya logika nya telah berkata bahwa R ini bukanlah pria baik dan mulai banyak menunjukan sifat-sifat buruk semenjak pacaran.
Hal ini diketahui dari sebuah dokumen putusan MA tentang gugatan cerai Norma Risma atas mantan suaminya yang telah beredar luas diinternet, putusan itu menyebutkan:
"Bahwa sebelum Penggugat dan Tergugat melangsungkan perkawinan, Penggugat menduga Tergugat mempunyai hubungan khusus/istimewa dengan Ibu Kandung Penggugat (saat itu masih berstatus calon Mertua Tergugat). Bahkan hubungan tersebut diduga berlanjut sampai pada hubungan badan antara Tergugat dengan Ibu Kandung Penggugat. Hal itu Penggugat ketahui dari percakapan chatting antara Tergugat dan Ibu Kandung Penggugat. Namun saat itu Penggugat masih berpikir positif bahwa hubungan badan itu rasanya tidak mungkin terjadi, sehingga akhirnya Penggugat tetap menikah dengan Tergugat."
Begitulah kira-kira potongan keterangan dari dokumen putusan MA terkait kasus perselingkuhannya itu.
Saya sedih sekaligus gemetar tak kuasa ketika membaca keterangan tersebut. Bagaimana mungkin Risma masih begitu bersedia "mentolerasi" kelakukan buruk dari pasangannya itu sementara dugaan daripada kecurigaanya itu mengarah pada kebenaran bahwa kekasihnya ada hubungan istimewa dengan Ibu Kandungnya sendiri?
Saya tidak mau mengatakan kalau Risma itu adalah gadis yang "bodoh" karena terbukti dari pengakuan teman-temannya ia adalah perempuan pekerja keras, cerdas dan rajin ditempat kerjanya. Saya lebih nyaman menyebut Risma ini sebagai gadis yang "baik".
Bahkan saking "baiknya" ia begitu ikhlas dan rela menerima dan mema'afkan seluruh perlakukan mantan suaminya itu atas dasar "cinta", sehingga yang terpenting dapat hidup bersama dan mempunyai kehidupan rumah tangga yang langgeng dan bahagia.
Namun bukannya kehidupan rumah tangga yang langgeng dan bahagia yang ia dapatkan setelah menikah. Malah ia jarang mendapat perhatian, sering di KDRT dan hanya penderitaan yang diterima sehingga rumah tangganya itu pun hanya mampu bertahan seumur jagung.