Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar Menjadi Mandiri dari Sosok Bernama Ibu

22 Desember 2022   10:36 Diperbarui: 22 Desember 2022   10:42 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya bersama ibu dan adik saya (Sumber: dokumen pribadi)

Baginya menyerah bukan sebuah pilihan, namun Ikhlas dalam menjalani Takdir adalah pilihan terbaik. 

Hari ini adalah hari spesial. Orang-orang menyebutnya sebagai hari ibu. Tidak sedikit dari mereka yang memberi ucapan, pelukan, sampai kejutan untuk menunjukan betapa sayang dan cintanya pada satu sosok wanita yang telah melahrikannya itu.

Saya merayakan hari ibu ini dengan sederhana, rasanya ucapan demi ucapan sudah sering saya tujukan pada Ibu. Dan itu sudah menjadi hal yang biasa. Mungkin tulisan ini bisa menjadi pembeda dan juga bisa sedikit menyenangkan hatinya.

Terus terang hingga saat ini saya belum mampu membahagiakan Ibu. Malah saya lebih sering merepotkan dan membuatnya khawatir. Saya belum bisa menjadi sosok yang ia banggakan. Dan saya kadang merasa malu apabila saya mulai mengeluh, sedangkan Ibu tidak pernah lelah bekerja sebagai wanita mandiri untuk menghidupi dan membesarkan anaknya.

Saya berpikir, sebagai laki-laki saya harus seperti ibu. Menjadi sosok mandiri sedari ia kecil. Tidak pernah bergantung pada siapapun selain selalu berdiri pada kaki sendiri. Itu yang selalu ibu perlihatkan pada saya. Ibu adalah role model sejati bagi saya, tentang bagaimana menjadi sosok pekerja keras, independen dan tidak pernah bergantung pada siapa pun.

Meski ia wanita, ia terlihat lebih kuat daripada pria. Bahkan saya tak mampu menandingi kerja keras, perjuangan dan ketegarannya dalam membesarkan anak. Ia bukan saja berfungsi sebagai Ibu rumah tangga, tapi juga bisa sekaligus menjadi kepala keluarga. Sungguh luar biasa !

Wanita ini begitu istimewa, baginya hidup bukanlah suatu hal yang perlu disesali apapun kondisinya. Meski kita kadang menjalani takdir yang sulit, menurutnya kita harus tetap berjalan, bergerak, berusaha dan jangan pernah sekalipun bergantung pada orang lain. Itu pesan dari ibu yang selalu saya ingat.

Akhirnya saya menjelma menjadi sosok yang "gak enakan". Sedari dulu saya paling tidak mau dan tidak bisa merepotkan orang lain meski itu pada saudara sendiri. Saya selalu berpikir, selama saya masih bisa menyelesaikan masalah dan persoalan saya sendiri, saya akan selesaikan sendiri. Tidak perlu ada orang lain yang harus tahu tentang masalah saya alami.

Karena itu pula yang dilakukan oleh ibu. Ia tidak pernah menjadi sosok wanita yang manja baik pada suaminya atau pun pada orangtuanya. Hebatnya wanita ini selalu terlihat tegar dibalik masalah-masalah yang ia hadapi. Ia selalu berusaha terlihat bahagia didepan orangtua dan anak-anaknya meski sebenarnya ia sedang menanggung beban yang berat.

Keyakinannya untuk selalu berusaha mandiri tanpa pernah bergantung pada siapa pun terbukti selalu mampu menyelesaikan setiap masalah dan persoalan-persoalannya tanpa harus merepotkan dan membebani orang lain. Bahkan ibu tiga anak ini diumurnya yang sudah tidak muda lagi, ia masih saja semangat bekerja untuk menafkahi dan menyekolahkan anak-anaknya.

Baginya menyerah bukanlah sebuah pilihan, tapi ikhlas dalam menjalani takdir itu adalah pilihan yang terbaik. Karena ia selalu percaya dibalik kesulitan pasti selalu ada maksud Tuhan yang tersembunyi. Pasti selalu ada hikmah dibalik setiap kesulitan dan ujian yang kita jalani.

Kadang ada saat-saat dimana saya ingin menangis tatkala melihat ibu diumurnya yang sudah tidak muda lagi, ia masih harus terus bekerja dan bekerja siang malam demi membesarkan kami. Sementara kami sebagai anak-anaknya merasa tak berdaya dan belum mampu membahagiakan dan menyenangkan hatinya.

Malah dikala sedang sendiri, saya sering merenung dan berbisik pada Tuhan agar saya dilimpahkan banyak harta dan dianugerahi kekayaan. Permintaan saya itu benar-benar serius, sebagai sebab saya tak kuat lagi melihat ibu yang masih mati-matian bekerja untuk kami yang seharusnya menjadi waktu baginya untuk beristirahat dan menikmati hidup disisa usianya itu.

Saya juga selalu berdo'a kepada Tuhan agar ia diberikan umur yang panjang sehingga kelak apabila saya sampai dimasa kejayaan dan kesuksesan saya, ibu saya juga turut menikmatinya, turut merayakannya, turut bangga dengan pencapaian anaknya.

Saya hanya ingin melihat do'a-do'a dan harapan yang seringkali ia panjatkan pada Tuhan bahwa anaknya bisa sukses dan mapan itu terkabul sehingga ia bisa ikut bahagia di akhir hidupnya bersama kami.

Di hari ibu ini juga sebenarnya saya ingin sekali memberikannya hadiah, hadiah yang istimewa yang bisa menyenangkan hatinya. Namun apa daya, hanya seutas tulisan sederhana inilah yang hanya bisa saya persembahkan padanya.

Namun apabila seandainya tulisan ini masuk menjadi salahsatu dari 7 konten terbaik dalam event menulis di hari Ibu ini dan kemudian ibu akhirnya mendapat hadiah produk kecantikan dari Erha Age Corrector, saya yakin ia akan senang dan bahagia menerimanya.

Karena ibu termasuk orang yang senang dan piawai merawat diri, maka dapat dipastikan dengan menggunakan produk kecantikan tersebut, wajahnya pasti akan semakin cantik dan terawat tanpa harus repot-repot mengeluarkan uang untuk membeli produk lain.

Ibu, hanya ini tulisan sederhana yang dapat aku persembahkan dihari ibu ini. Semoga kau selalu dalam rahmat, kasih sayang Allah dan dipanjangkan umur sehingga kelak kau bisa ikut menyaksikan dan menikmati pula kesuksesan dan kebahagiaan yang dialami oleh anak mu.

Kau wanita hebat dan malaikat sejati ku :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun