Saya bersama ibu dan adik saya (Sumber: dokumen pribadi)
Baginya menyerah bukan sebuah pilihan, namun Ikhlas dalam menjalani Takdir adalah pilihan terbaik.Â
Hari ini adalah hari spesial. Orang-orang menyebutnya sebagai hari ibu. Tidak sedikit dari mereka yang memberi ucapan, pelukan, sampai kejutan untuk menunjukan betapa sayang dan cintanya pada satu sosok wanita yang telah melahrikannya itu.
Saya merayakan hari ibu ini dengan sederhana, rasanya ucapan demi ucapan sudah sering saya tujukan pada Ibu. Dan itu sudah menjadi hal yang biasa. Mungkin tulisan ini bisa menjadi pembeda dan juga bisa sedikit menyenangkan hatinya.
Terus terang hingga saat ini saya belum mampu membahagiakan Ibu. Malah saya lebih sering merepotkan dan membuatnya khawatir. Saya belum bisa menjadi sosok yang ia banggakan. Dan saya kadang merasa malu apabila saya mulai mengeluh, sedangkan Ibu tidak pernah lelah bekerja sebagai wanita mandiri untuk menghidupi dan membesarkan anaknya.
Saya berpikir, sebagai laki-laki saya harus seperti ibu. Menjadi sosok mandiri sedari ia kecil. Tidak pernah bergantung pada siapapun selain selalu berdiri pada kaki sendiri. Itu yang selalu ibu perlihatkan pada saya. Ibu adalah role model sejati bagi saya, tentang bagaimana menjadi sosok pekerja keras, independen dan tidak pernah bergantung pada siapa pun.
Meski ia wanita, ia terlihat lebih kuat daripada pria. Bahkan saya tak mampu menandingi kerja keras, perjuangan dan ketegarannya dalam membesarkan anak. Ia bukan saja berfungsi sebagai Ibu rumah tangga, tapi juga bisa sekaligus menjadi kepala keluarga. Sungguh luar biasa !
Wanita ini begitu istimewa, baginya hidup bukanlah suatu hal yang perlu disesali apapun kondisinya. Meski kita kadang menjalani takdir yang sulit, menurutnya kita harus tetap berjalan, bergerak, berusaha dan jangan pernah sekalipun bergantung pada orang lain. Itu pesan dari ibu yang selalu saya ingat.
Akhirnya saya menjelma menjadi sosok yang "gak enakan". Sedari dulu saya paling tidak mau dan tidak bisa merepotkan orang lain meski itu pada saudara sendiri. Saya selalu berpikir, selama saya masih bisa menyelesaikan masalah dan persoalan saya sendiri, saya akan selesaikan sendiri. Tidak perlu ada orang lain yang harus tahu tentang masalah saya alami.
Karena itu pula yang dilakukan oleh ibu. Ia tidak pernah menjadi sosok wanita yang manja baik pada suaminya atau pun pada orangtuanya. Hebatnya wanita ini selalu terlihat tegar dibalik masalah-masalah yang ia hadapi. Ia selalu berusaha terlihat bahagia didepan orangtua dan anak-anaknya meski sebenarnya ia sedang menanggung beban yang berat.
Keyakinannya untuk selalu berusaha mandiri tanpa pernah bergantung pada siapa pun terbukti selalu mampu menyelesaikan setiap masalah dan persoalan-persoalannya tanpa harus merepotkan dan membebani orang lain. Bahkan ibu tiga anak ini diumurnya yang sudah tidak muda lagi, ia masih saja semangat bekerja untuk menafkahi dan menyekolahkan anak-anaknya.