Ada satu hukum yang bekerja secara otomatis dalam kehidupan ini yang harus kita ketahui dan segera kita sadari. Karena apabila tidak kita ketahui dan sadari, maka kita bisa "seenaknya" dalam menjalani hidup, tidak waspada dan tidak hati-hati yang malah justru bisa menjadi petaka bagi kehidupan kita sendiri.
Hukum itu disebut sebagai "Hukum Karma". Ini bukanlah sebuah mitos atau lelucon belaka. Hukum ini ada dan nyata bahkan sudah sangat sering saya menyaksikan sendiri dengan mata kepala saya bahwa hukum ini benar-benar bekerja sesuai mekanismenya.
Dalam kepercayaan Hindu dikenal sebagai "Karma Phala". Karma berarti "perbuatan", "aksi". Sedangkan Phala berarti "buah", atau "hasil". Artinya, seluruh Phala (hasil) dari perbuatan manusia merupakan buah dari karma yang telah dibuat.
Memberikan banyak keberuntungan dan "hadiah" bagi mereka yang senantiasa berbuat baik dan memberikan petaka dan hukuman bagi mereka yang kerap berbuat culas, curang dan menyakiti sesamanya.
Ini fakta atau kebijaksaan spiritual. Bukan sekadar kisah legenda, mitos, atau keyakinan yang berdasarkan subyektifitas semata, demi Tuhan saya bersaksi bahwa, sudah banyak sekali contoh-contoh nyata yang terpampang dihadapan saya, banyak orang yang menyesal bahkan hidup dalam penderitaan dan ketersiksaan akibat karma yang mereka tanggung sendiri.
Ada banyak sekali kisah-kisah nyata bagaimana ketika karma itu terjadi. Disempanjang hidup, saya seringkali menjadi saksi karma itu ternyata benar-benar ada. Karena beberapa kali saya dan keluarga pernah disakiti dan didzolimi, dan tanpa kami minta mereka yang menyakiti dan berbuat culas itu menerima balasannya.
Ini bukan playing victim dan saya juga tidak akan menceritakan bagaimana detil nya, tapi saya hanya ingin memberi sedikit gambaran dan bukti kalau apa yang selama ini kita sebut sebagai karma itu memang ada dan bekerja sesuai dengan apa yang kita perbuat.
Kenapa ini penting? Kenapa kita harus tahu dan sadar bahwa karma itu ada? Jawabannya sederahana, agar kita senantiasa waspada dan berhati-hati dalam menjalani hidup.
Mungkin anda pernah mengenal atau bahkan anda memiliki teman, kerabat, atau tetangga yang hidup "seenaknya". Maksudnya bagaimana? Seenaknya disini dalam arti ia tidak pernah berpikir dan memperhitungkan perbuatan dan tindakannya itu pada orang lain.
Ia tidak pernah peduli apakah perbuatan atau tindakannya itu menguntungkan atau merugikan orang lain, karena yang ia pikirkan adalah kepentingannya sendiri, kesenangannya sendiri.
Ia bahkan tega menyakiti, merampok, merampas, menipu atau memperdayai orang lain asalkan tujuan dan keinginan pribadinya tercapai. Asalkan isi perut dan kepentingannya itu terpenuhi.
Ini yang saya maksud hidup seenaknya, hidup seperti orang yang merasa paling gagah dan bisa menguasai seluruh isi semesta. Tidak perduli orang lain menjerit sakit atau hatinya terluka. Yang terpenting dirinya senang dan keinginannya tercapai.
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita sering menyaksikan sendiri, ada orang yang secara sengaja menyakiti orang lain. Membuat janji tapi tidak pernah dipenuhi, membicarakan keburukan dan aib orang lain, berhutang namun ogah-ogahan membayar dan malah sengaja tidak membayar.
Memfitnah orang lain, berselingkuh dan menyakiti pasangannya, curang dan memperdaya orang lain, mensikut dan mempersulit orang lain, menjelek-menjelekan dan sengaja membuat citra negatif orang lain. Mengambil sesuatu yang bukan haknya. Menipu, mencuri sesuatu dari orang lain dan tidak jujur. Dan masih banyak lagi perbuatan-perbuatan negatif semacam itu yang mungkin pernah dan mungkin sering anda saksikan sendiri.
Dan melalui artikel ini saya ingin memberi tahu dan mengingatkan anda untuk menghentikan dan jangan melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat secara langsung maupun tidak langsung bisa menyakiti, mempersulit atau pun menyengsarakan orang lain.
Karena ini sangat berbahaya sekali. Karena tidak mesti kalau misalnya anda menampar orang lain, maka balasannya adalah hal serupa yaitu ada yang menampar anda kembali. Kadang-kadang karma itu mencair menjadi sebuah penyakit ataupun kesialan-kesialan yang kerap hadir dalam hidup kita.
Tapi mungkin anda akan mendebat ini dan kemudian berkata, "Ah tapi ada kok tuh orang yang suka nipu, nyuri, menyakiti orang lain hidupnya adem-adem aja?". Untuk sementara waktu mungkin ia hidupnya akan baik-baik saja, tapi apakah anda bisa menjamin kalau anak, cucu dan keturunannya kelak bisa lepas dari karma itu?
Karena sekali lagi, tidak ada satupun orang yang bisa lari dari hukum ini. Apapun segala sesuatu yang kita perbuat pasti ada balasannya. Dalam agama saya dikatakan bahwa segala sesuatu itu tergantung pada amalannya, ya begitulah memang adanya.
Artinya apabila anda ingin hal-hal baik dan keberuntungan yang selalu datang dalam hidup maka perbanyaklah berbuat baik, membantu orang lain, senangkan orang lain, niscaya hal-hal demikian pula yang akan sering hadir dalam hidup anda.
Kita ibarat menabung di semesta ini. Apa yang akan kita tabung? Karma baik atau karma buruk?Karma baik itulah yang kelak akan menolong kita pada saat kita sedang dalam kesulitan. Ada saja keajaiban dan keberuntungan yang Tuhan hadirkan dalam hidup kita. Karena itu semua berkat karma baik kita dimasa lalu.
Kadang bulu kuduk saya merinding ketika mendengar sebuah berita ada seorang Jenderal Polisi yang tega menghabisi ajudannya sendiri secara keji. Mungkin sekarang saat ia masih punya kuasa, harta dan dengan pengaruhnya bisa "seenaknya" membuat skenario untuk dapat lolos dari jerat hukum, tapi bagaimana dengan anak, cucu dan keturunannya kelak? Apakah bisa lolos dari karma yang ia bawa?
Inilah alasan mengapa saya menuliskan pemahaman dan kebijaksanaan spiritual ini agar kita senantiasa berhati-hati dan tidak "seenaknya" dalam menjalani hidup. Meski kita sedang ada diatas angin. Meski kita sedang punya kuasa.
Pepatah jawa mengatakan, "eling lan waspodo" maka sudah seharusnya kita eling, ingat, sadar dan waspada dalam menjalani kehidupan. Takutlah untuk berbuat hal-hal yang dapat menyakiti, merugikan atau membuat orang lain menderita.
Terlebih orang yang anda sakiti dan dzolimi itu adalah orang yang mempunyai hati yang ikhlas, tidak pernah menaruh benci dan dendam. Maka ini menjadi bencana dan malapetaka bagi anda. Karma tersebut akan instan dan jauh lebih cepat menimpa anda.
Kalau anda masih tidak percaya juga dan malah menggelengkan kepala setelah membaca tulisan ini, mungkin anda harus experimen sendiri. Silahkan perbanyak menyakiti orang lain lalu lihat apa hasilnya, dan silahkan perbanyak berbuat baik pada orang lain dan lihat pula hasilnya.
Kalau saya terus terang saja sudah takut dan selalu berhati-hati ketika berhadapan dengan orang lain. Saya kadang berpikir dan merenung terlebih dahulu, apakah tindakan saya bisa menyakiti orang lain atau tidak, apakah tindakan saya ini bisa menyengsarakan orang lain atau tidak?.
Singkatnya, segala perbuatan dan tindakan kita itu akan selalu berbalik pada diri kita, baik atau pun buruk. Maka dari itu, daripada banyak hal-hal buruk yang datang dikehidupan saya, saya lebih memilih banyak berbuat baik, agar banyak hal-hal baik pula yang datang dikehidupan saya.
Jangan lupa berbuat baik !!
Reynal Prasetya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H