Begitupun dalam silat, para pelatih saya mengharuskan siswanya minimal mampu split tengah agar kita bisa menendang lebih atas dengan sempurna.
Dari situ saya mulai menyadari bahwa bela diri adalah kombinasi antara "keras" dan "lentur". Dan saya yakin ini tidak hanya berlaku dalam bela diri silat, namun juga di bela diri yang lain seperti, karakte, kungfu, taekwondo dll. Meski ada bela diri yang memang lebih mengandalkan "soft power" dan "kelenturan" dalam hal defense.
Akhirnya banyak sekali pelajaran yang saya dapat ketika saya mulai berlatih bela diri. Menurut saya bela diri bukan hanya tentang mengajarkan bagaimana caranya berkelahi atau bertahan melindungi diri, tapi menurut saya lebih dari itu.
Salah satu pelajaran yang saya dapat ketika belajar bela diri adalah melatih mental ini menjadi lebih kuat, apakah kita bisa sabar dan persisten dalam berlatih dan menguasai seluruh materi yang ada? Apakah kita adalah orang yang tahan banting atau mudah menyerah ketika ada materi atau teknik yang cukup sulit untuk dipelajari?
Dari situlah terlihat bagaimana kualitas diri kita. Apakah kita akan selalu sabar, telaten, tekun dalam menjalani prosesnya sampai menguasai materinya atau malah pada akhirnya menyerah?
Berkat berlatih bela diri pula akhirnya saya punya sebuah kesimpulan bahwa, kalau dalam bela diri saja kita butuh fleksibilitas dan kelenturan agar tidak sakit dan bisa menghasilkan teknik yang sempurna, apalagi dalam hidup kita juga perlu yang namanya fleksibilitas.
Bayangkan kalau kita kaku dalam menjalani hidup apa yang akan terjadi? Sudah pasti rasanya sakit seperti halnya pada saat saya berguling ke depan. Kalau tidak hati-hati mungkin bisa berujung cidera.
Apalagi dalam hidup, misalnya terlalu kaku pikirannya, sulit menerima hal baru, kurang open minded, terlalu kaku dan terpaku pada rencana, tidak punya banyak plan dan fleksibel, maka jelas ujung-ujungnya pasti akan sakit.
Lebih sakit rasanya daripada punggung saya yang jatuh ketanah karena tubuh ini kurang lentur dalam melakukannya. Karena realita itu tentu jauh, jauh, jauh, jauh lebih pahit apabila sejak awal kita terlalu kaku dalam menjalani hidup.
Maka dari itu, mulailah untuk belajar lebih fleksibel agar realita hidup kita tidak babak belur dan sakit lalu kemudian akhirnya kecewa dan sulit menerima apa yang telah terjadi. Itulah beberapa pelajaran yang saya dapat dari bela diri.
Tulisannya sampai di sini saja ya, karena perut saya sudah mulai lapar dan tidak bisa lagi konsentrasi. Dadah semuaaaaaaa.