Atas latar belakang pemikiran itu lantas saya jadi mulai merubah "kriteria pasangan idaman" saya kelak. Saya jadi tidak mudah tersihir dan terpedaya lagi dengan kecantikan. Dan saya jadi tidak mudah terintimidasi lagi dengan raut muka "good looking" atau pun "glowing" berkilauan.
Justru mereka yang terlihat kalem sederhana dan nampak tak begitu glamour akan tetapi matang, dewasa dan cerdas jauh lebih memikat dan menarik untuk dijadikan pasangan. Ketimbang mereka yang caper sana-sini hanya dengan bermodalkan "good looking" saja.
Kalau pun dibedah, kriteria pasangan idaman yang saya maksud setidaknya memiliki tiga kualitas berikut ini:
1). Dewasa
To the point saja, salahsatu ukuran wanita dewasa menurut saya adalah ketika ia selalu mampu mengelola dan memanagemen emosinya dengan baik. Ia mampu mengurus dan menenangkan dirinya sendiri meski sedang dalam keadaan kalut.
Ia pandai dan mengerti bagaimana caranya mengatasi emosi negatif. Ia tidak begitu saja melimpahkan tanggung jawab untuk mengembalikan emosi positifnya itu pada orang lain.
Karena tugas pasangan sejatinya hanya "menemani" dikala kita sedang sedih, marah, jengkel atau pun sedang dikuasai oleh emosi negatif lainnya. Pasangan sebenarnya tidak bertanggung jawab "memulihkan emosi dan perasaan kita".
Pasangan hanya orang yang menemani perjalanan atau proses penyembuhan dan pemulihan emosi tersebut. Kitalah orang yang seharusnya mati-matian berusaha keras untuk dapat mengontrol, mengelola dan memanajemen emosi dan perasaan kita sendiri.
2). Komunikatif
Sudah sangat jelas, wanita yang menarik dan berkelas adalah mereka yang mampu selalu bersikap komunikatif. Tidak pernah berlaku pasif dan berharap sang pasangan atau pangeran tampan itu mengerti kode-kode yang diberikan sepenuhnya.
Ketika pasif artinya selalu bersikap menunggu dan ingin dimengerti apa yang diinginkan, komunikatif artinya tidak malu atau pun merasa cupu untuk memulai inisiatif.Â