Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sebagai Orangtua Mana yang Anda Inginkan, Anak Pintar atau Anak Penurut?

27 Maret 2022   20:33 Diperbarui: 2 April 2022   03:19 1463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak pintar (Sumber: lifestyle.kompas.com)

Tapi tentu tidak semua orangtua memiliki pemikiran seperti saya. Mereka justru terlalu takut dan pengecut memiliki anak yang pintar. Jauh didalam lubuk hatinya, mereka sebenarnya hanya menginginkan sosok anak penurut yang tak banyak tingkah. 

Sulit diatur bukan berarti kita memaklumi anak yang terlalu sering melawan perintah, berkata kasar, dan tidak menghormati orangtuanya. Tentu prilaku tersebut tidak bisa ditoleransi dan kita harus dengan tegas dan keras memperbaikinya. 

Namun maukah kita sebagai orangtua sejenak melucuti ego yang ada untuk senantiasa menerima saran dan juga masukan dari sang anak? Maukah sejenak kita belajar dan berguru pada anak kita? Mendengarkan apa yang menjadi pendapatnya, pendiriannya, pemikirannya. 

Bukankah seharusnya kita sadar bahwa semakin tua kemampuan berpikir kita akan semakin menyusut? Sudah saatnya kita mulai mengandalkan anak-anak kita untuk berpikir dan mencari jalan keluar dari setiap permasalahan yang ada. 

Bersyukurlah apabila tetiba anak kita gemar berargumen, memberi saran dan masukan bahkan mendebat kita. Itu tandanya bahwa kita telah berhasil dan tidak menyianyiakan uang kita begitu saja untuk menyekolahkannya. 

Artinya dia telah tumbuh menjadi manusia yang sesuai fitrahnya. Dia telah tumbuh menjadi anak pintar dan sosok independen. Sehingga kita sebagai orangtua tidak akan khawatir lagi apabila kita telah tiada, karena dia telah menjadi sosok kuat yang tak akan mudah dibodohi, disetir, didikte, dipengaruhi, apalagi di adudomba. 

Sebaliknya, kita akan sangat menyesal ternyata anak kita begitu penurut, mudah dibodohi, diiming-imingi, dipengarui oleh teman-teman dan lingkungannya, sehingga selama hidupnya dia akan selalu menjadi budak dan korban kelicikan dari mereka yang ingin memanfa'atkannya. 

Untuk yang kedua kalinya, izinkan saya mengajukan pertanyaan lagi kepada anda, mana yang benar-benar anda inginkan, anak yang pintar atau anak penurut??? 

***

Calon Ayah 

Reynal Prasetya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun