Ketika memasuki metaverse semuanya tampak seperti realitas sebagaimana yang terjadi didunia nyata. Di metaverse kita akan menemukan dan merasakan apa yang kita alami sebagaimana halnya di dunia nyata.
Maksudnya begini, saat ini kita hidup dalam dunia fisik. Dalam dunia ini kita bisa melakukan berbagai hal dimulai dari bekerja, bermain, belajar, bersosialisasi, berkarir, membangun bisnis dan banyak lagi.
Di metaverse pun kita bisa melakukan hal-hal tersebut sebagaimana yang kita lakukan di dunia nyata. Bedanya di metaverse kita hidup dalam dunia virtual tiga dimensi, kita akan benar-benar merasakan bahwa kita hidup disana sebagaimana kita hidup didunia nyata dengan menggunakan seperangkat teknologi berupa headset Virtual Reality dan Kacamata Augmented Reality.
Ekonomi dan Peluang Bisnis Di Metaverse
Lalu bagaimana dengan ekonomi dan peluang bisnis di metaverse? Apakah kita bisa mendulang keuntungan dan materi di metaverse sebagai mana yang bisa kita dapatkan di dunia nyata?
Tentu saja peluang sangat terbuka lebar bagi siapa pun yang ingin berbisnis di metaverse. Bahkan sekarang sudah banyak orang yang berlomba-lomba berinvestasi untuk membeli tanah di metaverse. Seriously!
Ya anda tidak salah dengar. Di metaverse anda bisa membeli atau pun menyewa tanah. Anda bisa meraup banyak uang dengan cara membangun apa pun untuk disewakan.
Disana anda bisa membangun museum virtual dan menarik biaya dari setiap pengunjung yang datang. Atau anda bisa membangun sebuah mall dimana anda bisa menarik komisi dari setiap penjualan yang masuk ke mall virtual anda.
Bayangkan jika suatu saat nanti sudah banyak orang yang menghuni metaverse seperti halnya facebook saat ini dengan kurang lebih 3 milyar pengguna diseluruh dunia?.
Maka harga tanah disana pun otomatis pasti akan sangat mahal dan meningkat harganya. Bukan suatu hal yang mustahil jika dimasa depan nanti akan ada banyak orang yang hidup di metaverse.
Contoh konkret, Sekarang saja bisa dibilang lebih banyak orang yang hidup di dunia maya ketimbang di dunia nyata. Banyak orang yang lebih senang menghabiskan waktunya di depan komputer bermain game dan media sosial ketimbang bercengkrama dengan orang lain di dunia nyata.