Saya percaya, orang mau membaca dan bersedia meluangkan waktu membaca tulisan-tulisan saya karena mereka tertarik dengan keunikan saya, pemikiran saya, dan gagasan yang saya uraikan.
Jadi, apabila dikesempatan lain pembaca menemukan saya dalam keadaan dan karakter yang berbeda, maka mereka pasti tidak akan tertarik dan tersedot lagi untuk menikmati karya-karya tulis saya.
Kenapa banyak orang seakan-akan tidak bosan-bosan membaca topik-topik, atau puisi-puisi tentang cinta? Karena mereka yang suka dengan topik-topik yang berbau cinta itu, akan selalu menemukan sisi menarik dan sudut pandang yang berbeda tentang cinta dari penulis lain.
Topik yang ditulis bisa sama, tapi sudut pandang dan keunikan persepsi atau cita rasa yang ada dalam topik itu bisa berbeda-beda tergantung latar belakang, cara berpikir dan bagaimana kecakapan masing-masing penulis dalam menguraikan topik tersebut.
Kita tidak pernah bosan dan selalu ketagihan lagi dan lagi untuk menikmati bacaan dan topik yang sama dari para penulis yang berbeda, karena melalui aktivitas itu kita jadi bisa menemukan ragam pemikiran, keunikan, cita rasa dan rasa yang berbeda-beda.
Nah, pertanyaan selanjutnya adalah, kalau saya berangkat menulis dengan niat berbagi, lalu apa efek dan kenikmatan yang saya terima kalau bukan uang?
Terus terang saya kurang cakap menyampaikan ide dan gagasan melalui bahasa lisan, kadang saya kesulitan untuk mengejawantahkan ide dan gagasan yang ada dalam pikiran ini dalam bentuk lisan kepada orang lain.
Kenapa bisa seperti itu? Karena saking abstrak dan kompleksnya isi pikiran ini. Saya selalu kesulitan untuk memilih kata atau diksi yang tepat untuk menyampaikan apa yang dipikirkan secara lisan. Saya takut lawan bicara menjadi tidak mengerti dan tidak bisa menangkap maksud yang saya sampaikan.
Melalui media tulisan lah saya bisa bebas dan santai meliuk-liuk menyampaikan isi pikiran dan gagasan saya dengan menggunakan kata, kalimat atau diksi apapun tanpa perlu takut orang akan mengerti atau tidak, orang akan setuju atau tidak. Karena yang terpenting saya bisa bebas berekspresi dan menjadi egois dalam menyampaikan apa pun yang ada di pikiran saya ini.
Kalau pun saya mampu menyampaikannya dalam bentuk lisan, maka gagasan itu bahasanya akan terdengar sangat formal. Kalau tidak begitu, orang pasti tidak akan mengerti, mencerna dengan baik dan menangkap maksud/esensi dari apa yang sebenarnya saya sampaikan.