So, selamat menyimak hingga akhir dan temukan insight dalam tulisan ini.
***
Saya ingin bercerita tentang sesuatu yang berhubungan dengan dinamika sosial. Sebenarnya sudah sejak dulu saya menemukan dan mengalami fenomena ini, namun baru sekarang saya tergerak untuk menceritakannya disini secara eksklusif.
Kenapa eksklusif? Karena tidak semua orang mau dan bersedia meluangkan waktunya untuk memikirkan, merenungkan dan mendiskusikan hal remeh temeh seperti ini.
Itulah kenapa dengan percaya diri saya mengatakan bahwa pengetahuan ini eksklusif dan mungkin belum pernah Anda temukan selama ini, baik di sekolah formal maupun literatur-literatur yang ada didunia ini. :P
Atau jangan-jangan Anda sebenarnya juga sedang dan sering mengalami namun tidak menyadarinya. Karena terlanjur menikmati fenomena tersebut.
Baiklah, sesuai dengan prolog di awal tulisan ini saya telah mengatakan bahwa, dalam interaksi sosial pun tanpa disadari sebenarnya juga terjadi yang namanya "Hukum tarik menarik". Tarik menarik di sini agak berbeda dengan konsep Rhonda Byrne yang lebih banyak bermain di ranah kuantum.
Tarik menarik yang saya maksud di sini adalah kecenderungan kita yang selalu tertarik ke dalam pusaran perkumpulan, komunitas, club, atau paguyuban yang di dalamnya mempunyai visi, minat, atau tujuan yang sama dengan diri kita.
Tidak hanya tertarik kepada suatu perkumpulan atau komunitas saja, hukum tarik menarik dalam interaksi sosial ini juga berkata bahwa kita akan cenderung tertarik kepada seseorang, figur ataupun tokoh tertentu yang mana orang atau tokoh tersebut mempunyai visi, minat, tujuan, dan cara pandang yang sama dengan diri kita.
Kenapa ada orang yang tertarik bahkan hingga fanatik terhadap tokoh tertentu? Karena tokoh tersebut adalah gambaran dari minat, sudut pandang dan cara berpikir orang tersebut. Karena tokoh tersebut mampu mewakili visi, keyakinan, pemikiran bahkan obsesi dari orang tersebut.Â