Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kiat Menyembuhkan Luka Batin dan Mengangkat "Racun" Didalam Diri

4 Desember 2020   09:23 Diperbarui: 4 Desember 2020   09:41 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai penulis kita harus kreatif, karena ide tulisan tidak hanya muncul dari brainstorming atau mengikuti trend terkini. Ide tulisan bahkan bisa muncul dari keresahan dan pengalaman pribadi.

Kita bisa membuat orang bahagia dengan menuliskan kebahagiaan, kita juga tidak dilarang untuk menuliskan kesedihan. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita mengemas ide tersebut menjadi tulisan yang menarik dan bermanfa'at bagi pembaca.

Itulah yang akan saya lakukan dalam tulisan kali ini. Seperti kata peribahasa: Sambil menyelam minum air, atau Sekali merengkuh dayung dua tiga pula terlampaui. Jadi, anggap saja tulisan ini sebagai curhatan sekaligus berbagi pengetahuan dan pengalaman pribadi.

Oke, kita mulai ya....

Pernahkah anda merasa tersakiti? Entah itu oleh teman, pasangan, keluarga, tetangga, atau saudara, baik secara disengaja maupun tidak disengaja?

Saya pikir hampir sebagian dari kita pernah atau bahkan sering merasa tersakiti. Sebabnya bisa bermacam-macam, bisa karena dihina, direndahkan, dicaci maki, ditipu, di olok-olok, di khianati, diselingkuhi, di fitnah, bahkan mungkin diteror oleh orang yang tidak kenal.

Levelnya pun bermacam-macam, ada yang hanya sekedar tersinggung, ada yang hanya sekedar marah, bahkan ada yang sudah sakit hati berat berujung dendam karena belum bisa menerima perlakuan dari orang yang sudah menyakiti itu.

Apa yang biasanya anda lakukan ketika dalam kondisi "sakit" tersebut? Apakah anda balik membalas perlakuan orang yang menyakiti anda? Apakah anda "mencuekan" si pelaku lalu berusaha menghibur diri? Atau anda malah membiarkan luka itu semakin parah sambil berharap si pelaku sadar dan meminta ma'af?

Beda orang, beda situasi, pasti beda pula cara bereaksi dan merespon setiap kejadian. Ada yang langsung bergegas membalas karena tidak bisa menerima, ada yang diam saja, atau ada juga yang ikhlas dan menerima kejadian itu sebagai pelajaran.

Sebagai manusia normal tentu saja rasanya akan sangat sulit bisa ikhlas dan menerima setiap kejadian buruk yang datang menimpa kita. Kadangkala kita berusaha mengindari dan menyangkal peristiwa itu seharusnya tidak terjadi. 

Atau satu kebiasaan umum yang biasanya sering dilakukan adalah melempar kesalahan itu kepada orang lain dan mengkambinghitamkan sesuatu atas apa yang sudah terjadi.

Tidak mudah memang, menerima dan ikhlas itu butuh latihan. Karena kalau tidak berlatih dan tidak terbiasa untuk ikhlas dan menerima, kita akan lebih sering menolak dan menyangkal setiap realita yang ada. 

Namun satu hal yang perlu anda pahami, setiap kejadian itu sebenarnya (netral). Peristiwa itu menjadi baik atau buruk tergantung makna apa yang kita "sematkan" pada peristiwa tersebut.

Satu hal lagi yang perlu anda pahami, ketika orang lain berusaha menyakiti kita, orang tersebut sebenarnya sedang berusaha menyuntikan racun mematikan kedalam tubuh. Kalau kita tidak sadar, racun itu bisa menjalar dan menguasai pikiran dan jiwa kita dengan cepat.

Respon kita akan sangat menentukan nasib hidup kita selanjutnya, satu-satunya cara supaya kita bisa selamat dari serangan racun tersebut tentu saja secepat mungkin menyadari dan mengeluarkan racun tersebut dari tubuh, sebelum pada akhirnya racun tersebut menggerogoti pikiran dan jiwa kita secara perlahan-lahan.

Ini sama ketika kita berhadapan dengan binatang buas. Ketika anda digigit ular kobra, hal pertama yang perlu anda lakukan tentu saja adalah tetap tenang, tidak banyak bergerak, lalu sebisa mungkin dengan cepat membersihkan bekas gigitan itu dengan antiseptik yang sesuai. Setelah itu langsung meminta bantuan ahli medis untuk menyembuhkan dan mengangkat bisa racun ular itu dari tubuh anda.

Akan sangat konyol kalau anda justru malah ingin membalas atau ingin membunuh dan mengejar-ngejar ular tersebut. Yang ada, kondisi tubuh dan keselamatan anda yang malah bisa terancam dan racun itu justru akan semakin menjalar menghancurkan tubuh anda dengan cepat.

Ini tidak jauh berbeda ketika anda sedang menghadapi orang yang berusaha mengusik, menjatuhkan, atau menyakiti anda. Penanganannya hampir sama. Fokus pada racun didalam tubuh anda, bukan berusaha balik membalas si pelaku yang menyakiti anda.

Jadi, ketika ada yang menyakiti anda, hal yang perlu anda pikirkan bukan bagaimana cara membalasnya, tapi yang perlu anda pikirkan adalah bagaimana supaya amarah, kekecewaan, sakit hati, kecemasan, ketakutan, dendam, yang ada di dalam itu bisa diredam.

Karena kalau anda biarkan, racun mematikan itu akan semakin menjalar dan menguasai pikiran dan jiwa anda. Akibatnya fokus anda menjadi terganggu, pekerjaan anda menjadi terganggu, produktivitas anda juga menjadi terganggu. Pikiran menjadi tidak jernih, karena racun itu yang lebih mendominasi pikiran dan perasaan anda. 

Fokus saja kepada penyembuhan diri sendiri, fokus kepada kesehatan pikiran dan jiwa kita sendiri, fokus saja untuk membereskan kekacauan yang ada didalam, hiraukan dan abaikan si pelaku yang telah "menggigit" anda itu.

Kadang ada orang yang memang perkataan dan sikapnya lebih mematikan daripada bisa racun ular, maka kita harus hati-hati dengan racun itu. Jangan mendekat kalau anda tidak mau "digigit", lebih baik menjauh untuk menyelamatkan kesehatan tubuh dan jiwa kita.

Kita akan selalu menjadi healer dan psikolog pertama yang bisa menyelamatkan diri sendiri sebelum akhirnya meminta bantuan orang lain. Maka respon dan langkah pertama akan sangat menentukan kesehatan mental pikiran dan jiwa kita.

Sekarang tinggal bagaimana caranya kita bisa membersihkan racun-racun yang menumpuk itu. Tentu tidak mudah, apalagi kalau level sakit hati itu cukup dalam, tentu perlu niat dan usaha yang lebih keras agar racun-racun negatif yang ada dalam diri bisa dibersihkan.

Setidaknya anda bisa mencoba ke empat cara berikut ini:

1). Terima Rasa Sakit yang Muncul

images-32-5fc98603d541df4a3c7ed982.jpeg
images-32-5fc98603d541df4a3c7ed982.jpeg
Ilustrasi menerima rasa sakit (Sumber: hellosehat.com)

Seringkali kita sulit menerima sesuatu yang sudah terjadi. Kita menolak rasa sakit yang muncul. Sayangnya itu sudah terjadi dan sudah melukai hati. Kalaupun kita ingin menyangkal dan berandai-andai kejadian buruk itu tidak terjadi, rasa sakit itu justru akan semakin kuat.

Terima dan rawatlah semua luka yang ada di dalam diri itu hingga mengering. Entah itu berupa, marah, cemas, gelisah, takut, khawatir adalah rasa yang seharusnya kita akui dan sadari kehadirannya.

Sebagai manusia sangat wajar apabila kita merasakan semua rasa yang berbeda-beda itu. Akui, rasakan, terima dan rawat luka-luka itu sampai benar-benar kembali pulih. Memang semua perlu waktu, namun jangan sampai kita terlarut dalam pikiran dan perasaan yang negatif.

2). Meditasi atau Relaksasi

images-37-5fc986c88ede48476c6c0552.jpeg
images-37-5fc986c88ede48476c6c0552.jpeg
Ilustrasi meditasi (Sumber: Shutterstock via kompas.com)

Kita bisa kembali meraih fokus dan ketenangan diri melalui meditasi ataupun relaksasi. Jangan biarkan pikiran ini terus bekerja memproses suatu pikiran yang tidak perlu.

Latih pikiran ini untuk tetap fokus memikirkan sesuatu yang penting-penting saja. Latih pikiran dan perasaan ini untuk tetap tenang dan damai.

Melalui meditasi, kita bisa mulai berdamai dengan diri sendiri dan perlahan-lahan bisa mengusir pikiran-pikiran dan perasan-perasaan negatif itu didalam diri.

3). Gunakan Metode Ho'oponopono

Namanya memang agak aneh, tapi ini cukup efektif sebagai terapi penyembuhan diri. Salah satu teknik terapi sederhana yang biasa saya gunakan. 

Teknik terapi ini berasal dari Hawaii. Teknik terapi kuno yang dipopulerkan oleh Dr. Ihaleakala Hew Len. 

Terapi ini bertumpu pada empat mantra ajaib yakni, I'm Sorry, Please Forgive Me, Thank You, I Love You.

Ya, anda hanya perlu mengulang-ulang kalimat itu saja didalam hati.

Caranya anda perlu mencari tempat dan mengambil posisi yang nyaman terlebih dahulu, tenangkan diri, usahakan tubuh dan pikiran anda serileks mungkin.

Selanjutnya tinggal anda ucapkan saja mantra tersebut. Kalau dalam bahasa Indonesia, anda bisa mengucapkannya seperti ini, "Saya menyesal, Ma'afkan aku, Terimakasih, Aku mengasihimu." ucapkan berulang-ulang didalam hati sampai anda benar-benar merasa tenang dan berdaya kembali.


4). Minta Bantuan Profesional

images-38-5fc987ffd541df5d2c4587b2.jpeg
images-38-5fc987ffd541df5d2c4587b2.jpeg
Ilustrasi terapi psikologi (Sumber: kompas.com)

Kalau ketiga cara itu belum bisa menyembuhkan anda dari rasa sakit dan racun-racun dalam tubuh anda itu ternyata sulit di detoksifikasi, maka sudah saatnya anda meminta bantuan profesional.

Silahkan datang ke psikolog atau terapis untuk kembali memulihkan luka yang ada didalam. Karena bagaimanapun, kesehatan mental dan jiwa kita betul-betul sangat penting untuk dirawat dan diperhatikan.

Jangan sampai pada akhirnya racun-racun seperti ketakutan, kecemasan, iri, benci, dengki, dendam itu menguasai dan menggerogoti pikiran dan jiwa kita.

Hancurkan dan bersihkan racun-racun itu dengan pikiran positif. Terima dan ikhlaskan semua kejadian yang kurang mengenakan itu. Ma'afkan orang yang telah melukai dan menyakiti kita. Semua pasti ada hikmahnya.

Tetap fokus pada kekuatan dan penyembuhan diri. Tetap fokus pada kehidupan dan kebahagiaan kita. Tidak ada seorang pun yang bisa mengambil kebahagiaan dan ketenangan batin itu dari kita. Karena kita adalah tuan atas pikiran dan perasaan kita sendiri.

Semoga bermanfa'at...**

Sahabat Anda

Reynal Prasetya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun