Ajaibnya, ternyata banyak juga orang yang tidak suka nonton sinetron dan mempunyai keresahan yang sama dengan saya. Ada banyak orang yang ternyata merasa terwakili karena artikel itu.
Sebagai seorang penulis, kita juga jangan pernah takut dikritik. Karena ketika sebuah tulisan sudah kita publikasikan, maka tulisan itu akan sepenuhnya menjadi milik publik. Biarkan publik membuat kesimpulannya sendiri. Jadi apapun yang akan kita terima, entah itu pujian yang manis atau kritikan yang pahit, tetap harus dinikmati.
Tugas kita hanya menulis, hanya menyampaikan opini, gagasan, pemikiran atau hanya menyampaikan cerita. Apakah nantinya tulisan kita akan disukai atau tidak, akan disetujui atau tidak, ya itu sepenuhnya menjadi kebebasan pembaca.
Jadi tidak perlu tersinggung kalau misalkan ada yang tidak setuju, ada yang tidak suka, ada yang mengkritik tajam, ada yang mengomentari, tugas kita bukan meyakinkan, tapi hanya menyampaikan. Tidak perlu harus sampai ngotot memaksakan pembaca harus setuju. Tidak perlu harus sampai ngotot memaksakan pembaca untuk suka. Biarkan publik menikmati tulisan kita dengan caranya masing-masing.
Intinya adalah, menulislah karena memang ada keresahan yang ingin dirayakan, menulislah karena kita ingin menyenangkan diri sendiri. Dengan begitu, kita tidak akan pernah peduli apakah tulisan kita akan ada yang melirik atau tidak, apakah tulisan kita akan banyak disukai atau tidak. Karena kita menulis bukan untuk orang lain, melainkan untuk diri sendiri.Â
Menulis adalah proses kreatif yang paling menyenangkan untuk dilakukan. Jadi buatlah motivasi yang paling sederhana, "Saya menulis karena saya suka membaca tulisan saya sendiri."
Selamat menulis...
Penulis Amatiran yang Pernah Meragukan Tulisannya Sendiri
Reynal Prasetya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H