Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Dukung dan kunjungi channel Karyakarsa : Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menguji Seberapa Akurat Tes Kepribadian MBTI

29 Oktober 2020   15:55 Diperbarui: 29 Oktober 2020   21:06 2217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi saya juga bisa fleksibel dan tidak pernah memaksakan rencana itu harus tercapai. Kadang disaat mengeksekusi rencana itu, di tengah-tengah perjalanan saya bisa mengalir jika ternyata rencana yang saya buat tidak tercapai atau tidak sesuai dengan realita. Jadi, dari pada putar balik, ya lebih baik mengalir saja melanjutkan perjalanan.

Setelah saya melakukan tes terbaru, menurut MBTI, ternyata saya ini adalah tipe INFP. Padahal seingat saya, dua atau tiga tahun yang lalu, saya melakukan tes yang sama dan di web yang sama, hasilnya ternyata saya adalah tipe INTJ. 

Fungsi kognitif dominannya masih tetap (Introvert dan Intuition) tapi penunjangnya yang beda. Dari Thinking menjadi Feeling, dan dari Judging menjadi Perceiving. Nah ini yang menarik, tahukah anda kenapa hasil tesnya bisa berubah?

Ini menandakan bahwa, hasil tes tersebut sebenarnya sangat ditentukan oleh pemikiran dan pengalaman kita pada saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam tes tersebut. 

Artinya, ketika dulu saya melakukan tes dan hasilnya INTJ, ya memang benar dulu saya adalah tipe INTJ, akan tetapi seiring berjalannya waktu, seiring tumbuhnya kedewasaan dan pemikiran ini terus berevolusi, akhirnya pilihan-pilihan yang saya buat berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut membuat hasil tesnya menjadi berubah.

Saya dulu INTJ karena mungkin dulu saya masih sangat-sangat terencana sekali, dan belum bisa se-fleksibel sekarang. karena pengalaman dan kedewasaan yang terus bertumbuh pula yang mungkin mengakibatkan sisi emosional ini semakin terbangun. 

Seharusnya memang begitu, semakin menua harusnya kita semakin perasa, semakin toleran, semakin peka terhadap lingkungan, semakin berempati terhadap orang lain. Yang akhirnya sekarang justru fungsi Feeling yang lebih dominan dari Thinking. Tapi bukan berarti saya jadi tidak logis seperti dulu lagi. 

Saya masih tetap logis, namun ditunjang juga dengan kematangan emosional dan sikap yang lebih toleran. Hal itu juga yang mengakibatkan semakin dewasa biasanya kita akan semakin malas terlibat dalam perdebatan. Itulah yang saya rasakan.

Jadi jawabannya adalah, tes MBTI ini sebenarnya akurat, tapi hanya akurat dalam konteks, ruang dan waktu tertentu saja. Tidak bisa terus kita jadikan sebagai pegangan. 

Saat ini, ketika anda melakukan tes hasilnya misalkan ISTJ. Bisa saja dua tahun yang akan datang hasil tesnya akan berubah dan anda menjadi ISFP. Itu adalah hal yang wajar, karena secara kodrati, manusia itu akan terus bertumbuh, manusia akan terus mengalami evolusi pemikiran. Apa yang saat ini anda yakini benar, bisa saja suatu saat anda yang membantah sendiri apa yang anda yakini itu.

Bisa saja sebenarnya saya ini adalah kombinasi antara INTJ dan INFP, Karena ternyata ada beberapa hal yang related dengan diri saya dari kedua tipe kepribadian tersebut. Kalau mau dikatakan INTJ, ya saya adalah INTJ. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun