Sedangkan intuisi adalah mesin yang saya gunakan untuk mengulik dan memahami informasi dari luar. Tapi untuk fungsi kognitif (penunjangnya) saya tidak bisa memastikan dengan saklek. Apakah saya lebih dominan Thinking atau Feeling? Dan apakah saya lebih dominan Judging atau Perceiving?.
Apa bedanya Thinking dengan Feeling? Dalam mengambil keputusan, seorang Thinker akan selalu berpedoman pada akal pikiran (logika). Sehingga seorang Thinker selalu mampu bersikap rasional dan objektif. Pokoknya segala sesuatunya harus (masuk akal). Harus selalu berdasar pada data dan fakta, segala sesuatunya harus bisa dinalar dan memiliki sebab akibat yang logis.
Sedangkan seorang Feeler, lebih dominan mengambil tindakan dan keputusan berdasarkan hati (perasaan). Seorang Feeler lebih emosional, perasa, sensitif dan toleran.Â
Seorang Feeler lebih pandai memahami emosi dan perasaan orang lain. Mereka menilai sesuatu bukan berdasarkan benar atau salah, tapi lebih bertenggang rasa, karena dia memandang pelakunya dan akibat yang terjadi pada pelakunya (subyektif).
Dalam hal ini, saya merasa memiliki kedua fungsi itu. Saya adalah orang yang cukup logis, saya hanya baru percaya sesuatu bila hal itu masuk akal. Dan jelas, ini mempengaruhi bagaimana cara saya mengambil keputusan.
Katakanlah ada seorang sales yang menawarkan produk. Selama si sales itu belum bisa meyakinkan saya dengan penjelasan yang (logis) kenapa saya harus membeli produk itu, Maka saya tidak akan membeli produknya. Saya butuh penjelasan yang masuk akal dulu kenapa sih saya harus beli produk itu? Itu ciri khas seorang Thinker. Banyak pertimbangan dan perhitungan.
Berbeda dengan seorang Feeler, yang tidak terlalu mementingkan apakah produk itu lebih banyak manfaatnya atau tidak, ada value-nya atau tidak, yang terpenting si sales bisa mengambil hati dan simpati si Feeler, maka tidak lama kemudian pasti dia akan membeli produk itu. Jadi bukan logikanya yang perlu diyakinkan tapi (perasaannya).
Anehnya, saya juga merasa memiliki fungsi itu. Apa buktinya? Saya tertarik dengan psikologi. Bahkan sempat bercita-cita ingin jadi Psikolog. Begitupun ketika ada orang yang curhat, saya tidak pernah menyela, memberi nasihat atau masukan, selama ini saya lebih banyak mendengarkan dan hanya memberi dukungan emosional ketika ada yang curhat.Â
Seperti yang kita tahu, kemampuan-kemampuan tersebut biasanya hanya dimiliki oleh orang-orang perasa, sensitif, dan peka terhadap kebutuhan orang lain. Tentu saja karakteristik tersebut hanya bisa ditemukan pada diri seorang Feeler bukan Thinker.
Selanjutnya, apa bedanya Judging dan Perceiving? Kalau boleh disederhanakan, orang-orang Judging itu lebih terencana, teratur, pokoknya segala sesuatunya harus sesuai planning. Harus terjadwal dan sistematis. Sedangkan si Perceiving ini lebih easy going, spontan dan go with the flow. Mengalir bagaikan sungai.
Lagi-lagi saya juga merasa memiliki kedua fungsi itu. Saya termasuk orang yang terencana, selalu mempersiapkan rencana jangka pendek dan punya visi besar kedepan, saya bahkan percaya bahwa, segala sesuatu itu harus direncanakan apabila kita ingin berhasil.Â