Terhitung sudah hampir satu tahun saya bergabung di Kompasiana, pertengahan November 2019 yang lalu menjadi langkah awal bagi saya untuk ikut aktif menulis di Kompasiana.
Hampir sama persis ketika kita masuk dalam lingkungan baru, waktu itupun saya merasa asing seorang diri, tidak mengenal siapapun dan tidak ada yang menyapa satu orang pun.
Boro-boro ada yang memberi vote tulisan, yang membaca pun kadang hanya puluhan orang saja. Karena saya menyadari, ketika saya awal-awal menulis di Kompasiana, saya tidak begitu memperhatikan kualitas. Hanya sebatas menuangkan unek-unek, hanya sebatas curhat, hanya sebatas iseng saja, sehingga wajar saja apabila kemudian tidak ada yang melirik tulisan saya.
Beberapa bulan berlalu, dan saya masih harus beradaptasi dengan platform blogging ini. Saya masih harus mengenal peraturan dan bagaimana format menulis yang bagus supaya artikel ini bisa lebih di lirik oleh admin.
Waktu itu tanpa disangka-sangka, artikel saya yang berjudul, "Ketika Membayar Utang Menjadi Hal yang Begitu Berat" judul itu pun sebenarnya adalah judul yang direvisi oleh admin, karena judul yang saya buat ternyata kurang nyaman dibaca, akhirnya mendapat predikat Artikel Utama atau Headline.
Wah gembira rasanya, ternyata artikel yang kualitasnya masih rendah seperti itu saja bisa dijadikan Headline oleh admin. Tapi karena moment itulah saya akhirnya terdorong untuk lebih giat menulis dan memperbaiki kualitas tulisan ini menjadi lebih baik.
Perlahan-lahan saya mulai mengenal Kompasianer yang lain, yang tentu sudah sedemikian lama berkecimpung di Kompasiana. Sebut saja Pak Tjipta yang tidak segan-segan merangkul dan menyapa penulis baru seperti saya.
Saya juga mulai menemukan sahabat yang luar biasa. Yang kebetulan kami sudah saling follow di Instagram. Seorang Guru yang mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap dunia pendidikan. Siapa lagi kalau bukan Pak Ozy V. Alandika yang tulisan-tulisan nya kerap menginspirasi kita semua.
Inilah yang membuat saya memilih Kompasiana dari platform lain, sebagai wadah yang paling nyaman untuk menuangkan semua gagasan dan pemikiran ini.
Kompasiana bukan saja media besar yang sudah berpengalaman, Kompasiana juga seperti yang kita tahu, mempunyai komunitas-komunitas dan jejaring sosial yang sangat solid.
Saya tidak yakin platform lain juga memiliki keunggulan serupa. Karena saya baru menemukan semua itu di Kompasiana saja. Saya yakin sudah ada banyak sekali para Kompasianer yang bukan saja mendapat manfa'at secara finansial, namun juga sosial ketika bergabung di Kompasiana ini.
Dan seperti yang kita tahu, para penulis dan praktisi yang menulis di Kompasiana ini sebagaian besar bisa dipercaya. Kita tengok saja, ada Psikolog yang memang khusus membahas fenomena-fenomena Psikologi. Ada Dokter yang khusus menulis soal kesehatan, Ada mantan Wartawan dan Jurnalis senior, ada Dosen, Pengajar, Mantan Pejabat Pemerintah, Rektor, Trainer, Entrepreneur, Politikus juga ada sepertinya. Penulis apapun dari berbagai bidang, latar belakang dan profesi ada di Kompasiana ini.Â
Ibaratnya kita masuk ke warteg, menu yang disajikan itu kumplit banget. Nasinya ada, gorengannya ada, sayur sopnya ada, satenya ada, rendangnya ada, pepesnya ada, kerupuknya ada, sambelnya ada, semuanya ada. Ketika kita keluar, kita sudah ada dalam keadaan kenyang dan puas karena bisa makan aneka ragam sajian.
Begitupun ketika masuk ke dalam rumah bernama Kompasiana ini. Apapun yang anda cari pasti ada. Entah itu topik politik, bisnis, gaya hidup, motivasi, sastra, sejarah, filsafat, sampai hal-hal unik yang tampak spele tapi sebenarnya bermanfa'at pun bisa kita temukan di Kompasiana ini.
Kompasiana ibarat pabrik Literasi, sedangkan para Kompasianer adalah sebagai produsennya. Setiap hari, pabrik Kompasiana ini mungkin bisa menghasilkan ratusan bahkan ribuan pemikiran, celotehan, edukasi, inspirasi dari berbagai macam individu yang mempunyai khasnya masing-masing.
Berbicara soal Kompasianer Idola, saya pikir hampir sebagian besar Kompasianer yang aktif menulis di Kompasiana ini adalah mentor sekaligus panutan saya. Karena dari para Kompasianer yang lain juga lah selama ini saya belajar dan mengadopsi ilmu bagaimana caranya menulis yang enak dibaca itu.
Salahsatunya dari Kompasianer Pak Khrisna Pabichara. Awalnya saya kaget ketika pertama kali membaca tulisannya beliau. Karena baru kali ini saya membaca tulisan yang sungguh amat rapi, apik, dengan gaya bahasa yang indah dan kaya dengan kosakata yang masih asing ditelinga.
Bagaimana kritikannya tentang keberbahasa Indonesiaan yang baik dan benar sungguh memukau dan mendorong diri ini untuk menulis sebagai mana kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kadang diri ini merasa menyesal mengapa tidak belajar Bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh sejak dibangku persekolahan dulu.
Selain belajar bahasa Indonesia, saya juga bisa menambah wawasan bisnis dan menambah referensi traveling ini dari salah seorang Kompasianer yang luar biasa, yaitu Pak Tonny Syiariel. Ketika saya membaca tulisan-tulisannya di Kompasiana, saya jadi teringat dengan salahsatu penulis traveling Indonesia bernama Agustinus Wibisono. Anda pasti sudah tidak asing dengan salahsatu penulis traveling yang satu ini. Salahsatu tulisannya yang paling saya suka bisa anda dibaca disini.
Secara gaya penulisan, apa yang disajikan oleh Pak Tonny Syiariel tidak jauh berbeda dengan apa yang disajikan oleh Bung Agustinus Wibisono. Meski saya yakin keduanya tetap memiliki karakter yang berbeda, namun pengalaman traveling yang dituliskan oleh Pak Tonny, selalu mampu memikat diri ini.Â
Bukan hanya mengulas bagaimana cerita tentang perjalanannya di suatu kota di negara tertentu, namun bagaimana pengetahuan dan wawasan sejarah beliau mengenai destinasi wisata yang dikunjungi juga patut diacungi dua jempol. Pak Tonny mohon izin ya, namanya saya tuliskan disini, ini surprise. Hehehe...
Untuk urusan politik saya menyukai tulisan-tulisannya Pak Arnold Adoe, yang menurut saya beliau selalu mampu memilih angle yang menarik dari satu topik politik. Yang biasanya tulisan-tulisannya selalu nangkring di kolom terpopuler. Namun sayang akhir-akhir ini beliau sepertinya sedang jeda menulis, karena saya tidak lagi melihat tulisan-tulisan beliau yang terbaru. Mudah-mudahan nanti beliau bisa kembali menulis di belantika perpolitikan Kompasiana ini.
Bukan hanya soal politik dan bisnis saja, kadang saya juga ingin menikmati tulisan-tulisan yang ringan dan tidak terlalu berat seperti misalnya ulasan-ulasan seputar dunia sepakbola yang dikemas apik oleh Kompasianer Mas David Abdullah.Â
Bagi saya Mas David mampu mengulas soal sepakbola bukan hanya soal jalannya pertandingan saja, melainkan ada juga beberapa hal unik dan menarik yang selama ini jarang diketahui banyak orang tentang dunia sepakbola.
Misalnya waktu itu saya pernah baca artikelnya tentang, alasan pemain sepakbola yang melubangi belakang sepatunya. Dan ada soal kebijakan "rasis" dari Athletic Bilbao dalam merekrut para pemainnya. Menurut saya ini cukup menarik, karena jarang orang-orang yang mengetahui tentang informasi ini.
Selanjutnya urusan puisi, saya selalu terpikat dengan puisi-puisi yang di tulis oleh Mas Syahrul Chelsky. Salahsatu puisinya bisa anda baca disini.Â
Bagaimana cara dia merangkai kata dan memilih diksi pada setiap puisi, membuat diri ini jatuh hati. Luar biasa memang penyair yang satu ini. Sudah seperti Aan Mansyur saja kalau soal berpuisi. Entah harus bertapa seberapa lama dulu agar bisa membuat karya-karya puisi seindah itu.
Selain nama-nama ini, sebenarnya masih adalagi nama-nama yang tak kalah menginspirasi. Tapi kalau dituliskan semuanya kan enggak mungkin juga. Intinya, di Kompasiana ini setiap penulis dari berbagai bidang dan latar belakang berkumpul saling berbagi, menginspirasi dan mengedukasi. Anda bisa menemukan beragam pemikiran dan sudut pandang baru ketika masuk ke dalam Rumah Besar ini.
Untuk para Kompasianer yang baru bergabung, selamat datang dan jangan lupa menyapa para Kompasianer yang lain agar kamu tidak kesepian, karena semua warga yang tinggal disini pasti akan dengan senang hati menyambut mu.
Terakhir, saya ucapkan selamat ulang tahun untuk Kompasiana. Semoga semakin menjadi media besar dan menjadi media andalan bagi para Blogger dan Micro Influencer, sebagai tempat yang bisa mendatangkan manfa'at, baik itu secara finansial, maupun social value. Terimakasih...**
Sahabat Anda
Reynal Prasetya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI