Orang ketiga bukan penyebab hubungan rusak, tetapi karena hubungan-nya yang rusak-lah akhirnya orang ketiga masuk...
Anda boleh setuju atau tidak, kalau saya berargumen bahwa, setiap orang sebenarnya berpotensi besar berselingkuh. Saya, anda dan semua orang di dunia ini amat sangat mungkin tergelincir kedalam jurang perselingkuhan.Â
Bukan berarti saya menyutujui tentang perselingkuhan, dan menghendaki anda untuk berselingkuh, Akan tetapi pada dasarnya selingkuh memang merupakan insting alami seorang manusia yang sudah tertanam ribuan tahun yang lalu.
Jadi premis dasar, "Setiap orang sebenarnya berpotensi besar berselingkuh", bukanlah sekedar asumsi pribadi apalagi spekulasi asal-asalan, melainkan ada sejumlah penelitian yang membeberkan kenyataan itu.
David Buss dan Cari Goetz, peneliti dari University Of Texaz dan California State University pernah menulis sebuah jurnal berjudul, "The Mate Switching Hypothesis" tentang studi relasi manusia dilihat dari sisi psikologi.Â
Mereka menyimpulkan bahwa manusia secara naluriah sulit sekali bertahan dengan satu pasangan saja seumur hidupnya. Manusia telah berevolusi untuk terus menguji hubungannya dan mencari pilihan yang lebih baik di tempat lain.
Ribuan tahun lalu, kehidupan jauh lebih brutal daripada sekarang. Banyak manusia yang mati sebelum mencapai usia tua. Entah karena mereka di mangsa hewan buas, terkena bencana alam, atau karena diserang kelompok lain. Hal itu membuat nenek moyang manusia selalu menyimpan pasangan lain yang berfungsi sebagai cadangan kalau pasangan mereka meninggal dunia.
Insting bertahan hidup yang sudah tertanam ribuan tahun inilah yang menjadi dasar perilaku selingkuh dimasa sekarang. Pria dan Wanita di zaman modern masih memiliki insting tersebut. Mereka mencari pasangan lain untuk berjaga-jaga apabila hubungan mereka kandas ditengah jalan.
Jadi apabila ada yang mengatakan, "Saya anti selingkuh!" Itu adalah sebuah kesombongan besar, karena biasanya pada saat dia mengatakan seperti itu, dia tidak sedang berada dalam ekosistem yang memungkinkannya untuk berselingkuh.Â
Orang-orang biasanya merasa sombong tidak akan berselingkuh karena belum pernah berada dalam ekosistem yang memungkinkannya selingkuh
Anda wajar mengatakan seperti itu jika selama ini hari-hari anda lebih sering dihabiskan dirumah, ketimbang aktif bergaul, bersosial diluar sana. Karena apabila anda sudah berada di ekosistem yang memungkinkan anda untuk berselingkuh, saya yakin anda juga pasti tidak akan tahan dengan godaan besar yang menguji kesetiaan anda itu.
Sekarang pertanyaannya adalah, mengapa perselingkuhan lebih sering terjadi di tempat kerja? Atau di kantor? Jawabannya jelas, karena tempat kerja atau kantor merupakan ekosistem yang subur yang dapat memicu seseorang untuk berselingkuh.Â
Di sana anda bisa berkeliaran bebas dan beraksi bila situasi dan keadaannya memungkinkan. Awalnya anda begitu yakin dan kokoh kalau anda tidak akan berselingkuh, namun lama-kelamaan sesuatu yang dimulai dari hal remeh, seperti sering ngobrol di jam istirahat, pergi dan pulang bareng, curhat tentang masalah pribadi, kepada rekan kerja lawan jenis adalah awal dari hubungan gelap itu terjadi tanpa anda sadari.
Selingkuh Adalah Akibat Bukan Penyebab
Anda pasti setuju kalau saya mengatakan bahwa, perselingkuhan terjadi karena ada orang ketiga. Setidaknya itulah kepercayaan yang paling banyak di anut oleh banyak orang.Â
Namun kali ini anda harus menerima fakta bahwa perselingkuhan lebih sering terjadi karena akibat kedua pasangan yang tidak mau terbuka satu sama lain, minim-nya komunikasi, dan enggan mendiskusikan sebuah masalah yang terjadi dalam hubungan mereka. Bukan disebabkan oleh orang ketiga.Â
Kata intim menurut saya adalah kata yang paling cocok untuk mewakili makna, saling terbuka satu sama lain, rajin mengapresiasi satu sama lain, selalu berdiskusi ketika ada masalah dalam hubungan, rajin ngobrol, selalu mengkomunikasikan apapun yang menjadi keinginan dan kebutuhan kepada pasangan.
Karena bila anda sudah betul-betul intim dengan pasangan, maka kecil sekali kemungkinan pasangan anda menyeleweng dan mencari kehangatan lain diluar.
Bila anda perhatikan, awal terjadi perselingkuhan biasanya selalu diawali dari hubungan yang tidak lagi intim dari sebelumnya. Karena tidak mau berterus terang sedari awal, enggan mengkomunikasikan apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan kepada pasangan makin menyebabkan hubungan anda dengan pasangan semakin berjarak dan tidak hangat lagi daripada sebelumnya.
Pada masa-masa itulah, ketika anda menemukan orang yang lebih menarik, membuat anda nyaman dan bisa mengerti perasaan anda, menjadikan anda semakin bergairah untuk mulai memenuhi kebutuhan anda itu dari orang lain.
Anda jadi merasa kalau dia lebih tahu apa yang anda inginkan daripada pasangan, anda jadi merasa dia lebih mampu mendengarkan daripada pasangan, anda jadi merasa dia lebih mampu mencukupi kebutuhan emosional Anda daripada pasangan. Anda jadi merasa dia lebih mengagumkan daripada pasangan. Tanpa sadar anda mulai mengabaikan pasangan dan lebih memilih orang lain sebagai pelarian akibat ketidakpuasan.
Kenapa di masa-masa itu akhirnya lebih banyak orang terpeleset kedalam jurang perselingkuhan?Â
Karena lebih mudah berselingkuh ketimbang membereskan masalah dengan pasangan!
Konflik internal muncul akibat dari komunikasi yang tidak tersalurkan, harapan yang tidak terpenuhi, atau niat yang terhalangi
Sejauh ini anda seharusnya menyadari bahwa, perselingkuhan tidak selalu disebabkan oleh orang ketiga, melainkan akibat dari ketidakmampuan, minimnya komunikasi dua orang pasangan untuk saling terbuka satu sama lain.
Logika-nya sederhana, apabila selama ini anda dan pasangan selalu intim, dekat, lengket, selalu terbuka satu sama lain, otomatis kadar kekaguman, kepercayaan dan cinta anda pun akan semakin besar kan?Â
Sebaliknya, apabila anda dan pasangan tidak mau terbuka, jarang berkomunikasi, dan enggan mendiskusikan masalah kalian berdua, jelas saja kadar kekaguman, kepercayaan, dan cinta kepada pasangan pun perlahan-lahan padam, tidak se-greget, semenyenangkan dulu ketika awal pacaran.
Jadi tidak perlu lagi melempar kesalahan anda kepada orang ketiga, karena anda-lah bersama pasangan yang selama ini tidak mampu mengelola hubungan.
Seorang filsuf pernah berkata bahwa, "Sejatinya pernikahan adalah percakapan yang tiada akhir" tidak terlalu berlebihan untuk direnungkan, ini ada benarnya. Karena kalau sudah menikah, ya sebagaian besar-nya pernikahan itu diisi dengan ngobrol, ngobrol, dan ngobrol setiap hari.Â
Bayangkan bila orang yang tiap hari bersama di sisi anda itu tidak bisa di ajak bicara? Apa yang anda rasakan? Sepi, kering dan dingin kan? Atau sebaliknya anda yang lebih sering menutup diri dan enggan mengkomunikasikan apapun yang menjadi kebutuhan anda, maka pernikahan itu dipastikan akan lebih banyak dipenuhi konflik-nya dibandingkan keintiman-nya.
Dua Jalur Perselingkuhan
Dr. Gary Brase, pakar psikologi dari Kansas State University, menulis di Journal Evolutionary Psychology, bahwa selingkuh bisa terjadi lewat jalur hati dan jalur fisik. Seiring berjalan-nya waktu, biasanya jalur pertama itu akan merapat dan menyatu dengan jalur kedua, dan demikian juga sebaliknya.
Selingkuh hati atau sering disebut selingkuh emosional, adalah ketika seseorang menjalin keintiman emosional dengan lawan jenis lain yang dipelihara sekian lama dan juga disembunyikan.
Sementara selingkuh fisik adalah ketika keintiman emosional tersebut sudah diekspresikan dalam bentuk kontak fisik, seperti bergandengan, rangkulan, bahkan sampai ke berhubungan badan.
Biasanya orang-orang akan memulai terlebih dahulu melalui jalur pertama, baru selanjutnya bertahap ke jalur yang kedua, tapi bisa juga sebaliknya. Yang jelas keduanya berkesinambungan dan pasti terjadi.
Dr. Gary Brase dan rekan-rekan sesama peneliti lainnya juga pernah melakukan studi dengan menggunakan  477 orang dewasa sebagai peserta penelitian. Hasil penelitian tersebut ditulis dalam jurnal berjudul, "Explaining Sex Difference to Relationship Infidelities : Comparisons of the Roles of Sex, Gender, Belief, Attachment, and Sociosexual Orientation".
Apa yang mereka temukan dalam penelitian itu sungguh mengejutkan. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita dalam memandang perselingkuhan.
Didalam jurnal tersebut dikatakan bahwa wanita lebih rela jika pasangan-nya selingkuh melalui hubungan seksual dengan wanita lain, daripada berselingkuh hati dengan wanita tersebut. Dalam hal ini hubungan seksual dianggap hanya sebatas hubungan fisik dan itu tidak termasuk hubungan emosional.Â
Dua pertiga wanita dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa, selingkuh hati lebih menyakitkan daripada selingkuh fisik. Mereka masih bisa mentoleransi bila pasangan-nya pernah berhubungan seksual dengan wanita lain.
Berbeda dengan para pria, dua pertiga pria yang ada dalam penelitian itu justru tidak menerima apabila pasangan-nya berhubungan seks dengan pria lain. Mereka menganggap selingkuh hati jauh lebih baik, ketimbang selingkuh fisik.
Perbedaan yang mencolok, tapi dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki sudut pandangnya masing-masing dalam menilai perselingkuhan.
Bersambung ke Part 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H