Mungkin ada yang belum tahu apa itu "taste", secara harfiah kalau diartikan kedalam bahasa Indonesia taste berarti "rasa", "selera" atau "cita rasa". Â Nah, dalam pembuatan suatu karya, peran daripada taste ini begitu penting.Â
Istilah taste mungkin lebih sering terdengar di dunia masak memasak, seorang koki atau chef biasanya memiliki taste tersendiri untuk mengatakan kalau suatu makan disebut enak atau lezat. Biasanya seorang chef bisa mengetahui apa saja hal-hal yang kurang dan perlu ditambahkan dalam masakan tersebut sehingga masakan tersebut akan terasa lebih enak. Apakah garamnya yang kurang? Atau kebanyakan gula? Atau sebagainya. Itu sebagai analogi yang sederhana.
Sama halnya dalam membuat suatu karya, kadang ada orang yang tidak mempertimbangkan kualitas, penyebabnya karena taste mereka yang kurang tajam dan selera yang rendah mengakibatkan karyanya tidak digemari dan menjadi karya yang hanya sekedar karya tanpa bisa memikat orang lebih banyak.
Dalam membuat suatu karya, tentu saya juga mempunyai taste tersendiri. Beberapa tahun yang lalu, saya pernah iseng membuat semacam video narasi yang bertajuk "Sajak Perpisahan", sebelum video itu dibuat, saya betul-betul mempertimbangkan segala aspek yang berkaitan dengan video tersebut. Mulai dari mempersiapkan naskah dari sajak-nya, backsound musik yang pas, hingga footage yang cocok untuk video tersebut.Â
Ketika ada sesuatu yang dirasa masih kurang dan pas, saya akan kembali mengubah bagian-bagian yang kurang pas itu sampai "taste" saya mengatakan, "Oke sudah pas, waktunya di upload". Alhasil video tersebut kini sudah ditonton 23rbx lebih di YouTube. Berikut videonya dibawah ini.
Ketika kita benar-benar serius menggarap suatu project karya kita sendiri, maka hasilnya pasti akan memuaskan dan dapat diterima oleh banyak orang. Sebaliknya jika dalam pembuatan karya itu hanya sebatas main-main saja, maka ya hasil yang didapat pun pasti biasa-biasa saja.Â
Taste yang tajam ini biasanya dimiliki oleh para praktisi industri kreatif, misalnya seorang Produser atau Director. Karena tugas mereka adalah memberikan penilaian dan juga koreksi terhadap karya yang dibuat oleh orang lain.Â
Mereka bisa memberikan penilaian dan koreksi, tapi mereka belum tentu selalu mampu membuat suatu karya, karena "taste" mereka jauh lebih kuat dibandingkan dengan talenta mereka biasanya. Makanya mereka lebih banyak bekerja dibelakang layar ketimbang menjadi aktor utama.
Ada salahsatu konten kreator yang kini sudah sukses sebagai musisi juga dan selalu menjadi inspirasi saya sampai sekarang, yaitu Reza Arap. Ya, tahu lagu Lathi dari Weird Genius kan? Sedikit banyaknya Reza terlibat dalam pembuatan lagu tersebut.Â
Reza mempunyai peran yang besar sehingga lagu Lathi jadi banyak digemari dan meledak dipasaran. Namun tanpa diduga, dibalik suksesnya lagu Lathi yang ia buat bersama Weird Genius, ternyata Reza sama sekali tidak bisa bermain alat musik. Â
Ya, seorang Reza Arap yang berhasil membawa Weird Genius dikenal luas hingga ke mancanegara itu, ternyata sama sekali tidak bisa bermain alat musik. Namun anehnya lagu yang dibuatnya itu bisa laku dipasaran. Apa sebenarnya rahasianya, sehingga hampir setiap karya yang ia buat selalu saja mendapat sambutan yang meriah dan apresiasi yang memuaskan dari para penggemarnya?