Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Gaul, Kebiasaan Netizen +62, dan Komnas PA yang terlalu Berlebihan

4 September 2020   15:20 Diperbarui: 4 September 2020   15:28 2434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika musuh menghampiri mereka dalam permainan, salahsatu anak berseru, "Hayo anjing sini kau kalau berani gue tembak bangsat!". Sembari terus fokus dengan gawainya. Disusul oleh temannya yang lain, "Haduh anjing peluru gue habis anjing musuhnya banyak banget!".

Saya agak miris melihat fenomena itu, kurangnya pengawasan dan kontrol orang tua dalam penggunaan gawai adalah salahsatu sebab mengapa anak-anak kita bisa meniru ucapan-ucapan kasar dari orang dewasa dan dari apa yang mereka tonton di internet.

Tidak sedikit anak-anak kita yang berkata-kata kurang pantas ketika sedang bermain game, dan mereka pikir aktivitas itu merupakan hal yang wajar mereka lakukan karena orang lain dan teman-temannya pun melakukan hal yang serupa.

Kembali lagi ke soal Anjay. Jika hanya "Anjay" saja yang dipersoalkan, agaknya ini kurang tepat sasaran. Karena realitanya ada problem lain yang lebih urgent dan perlu perhatian khusus dari kita semua untuk menyelamatkan moral anak-anak kita dari pengaruh pop culture di jaman ultra modern sekarang ini.

Mulai dari tontonan, pergaulan, lingkungan, dan bagaimana cara kita mendidik anak kitalah yang dapat menyelamatkan moral mereka dari pengaruh negatif. 

Komnas PA sebenarnya tidak salah-salah amat, mereka hanya memberikan respon atas aduan yang diajukan oleh masyarakat dalam hal ini diwakili oleh Lutfi Agizal. Dari sekian banyak umpatan, kenapa hanya kata "Anjay" yang di larang? Ya, karena hanya kata itu yang dilaporkan. Sehingga mau tidak mau Komnas PA sebagai penerima laporan harus memberikan respon dan akhirnya keluarlah himbauan tersebut.

Entah apa sebenarnya maksud dan tujuan Lutfi, sehingga dia memutuskan untuk melaporkan kata "Anjay" ini ke Komnas PA. Apakah murni ingin menyelamatkan moral anak bangsa atau ada maksud dan tujuan lain? Apakah ada udang dibalik batu? Entahlah, sebagai pengamat sekaligus netizen yang budiman saya hanya bisa menyaksikannya saja dari kejauhan :)

Pengamat Dunia Maya

Reynal Prasetya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun