Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Manfaat Jeda bagi Produktivitas Hidup Anda

16 Juli 2020   21:15 Diperbarui: 17 Juli 2020   22:16 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jeda, santai sejenak (Sumber: pixabay.com)

"Saya sudah rajin kerja keras ngelakuin ini itu kok belum juga dapet hasil ya?"

"Gue udah banyak action nih, udah ngelakuin macem-macem tapi tetep aja hasilnya kurang memuaskan!"

Dalam kehidupan sehari-hari, anda mungkin sering mendengar ungkapan-ungkapan seperti di atas. 

Ada banyak orang yang sudah mati-matian, kerja gila-gilaan, nonstop mengejar ambisi, goals, atau target tertentu, namun entah kenapa semakin dikejar kok hasilnya makin menjauh.

Bukankah pepatah mengatakan bahwa, apabila kita semakin giat dan rajin bekerja atau mengejar sesuatu, maka kita bisa mendapatkan hasil seperti yang kita inginkan?

Bukankah para motivator berpesan, bahwa jika ingin sukses dan berhasil dalam hidup kita perlu menjaga semangat dan terus mengejar apapun yang kita inginkan sampai dapat?

Sayang sekali sobat, ternyata kenyataannya tidak selalu begitu!

Kadangkala, upaya dan kerja keras yang sudah kita lakukan gila-gilaan itu tidak menghasilkan apa-apa, hanya rasa lelah, kegagalan dan kekecewaan.

Namun anehnya, ada sebagian orang yang justru ketika sudah jelas-jelas upaya dan kerja keras nya itu tidak menghasilkan apa-apa, mereka malah menambah kerja kerasnya lebih gila-gilaan tanpa henti, sampai titik darah penghabisan, sampai keinginan, target, atau goals nya itu tercapai.

Tak peduli lelah, keringat dan darah terus bercucuran, tak peduli kesehatan tubuh berkurang, pantang untuk berhenti sebelum semuanya berhasil di dapatkan. 

Akibat terlalu nurut sama perkataan motivator. :P

Disinilah, pentingnya "Jeda". Sebuah moment yang seringkali disepelekan oleh sebagian orang.

Jeda dianggap sebuah kegiatan yang tidak penting dan dianggap sebuah kegiatan yang mengindikasikan rasa malas.

Apalagi bagi orang-orang workaholic, waktu adalah uang, waktu adalah produktivitas, waktu adalah ambisi, waktu adalah sesuatu yang amat suci yang tak boleh dikotori sama sekali oleh moment santuy meski hanya sejenak.

Sampai disini, anda mungkin belum memahami betapa pentingnya sebuah jeda dan mengapa kita perlu jeda dalam hidup?

Baiklah, sebelum saya memberikan alasan yang lebih logis kenapa kita perlu jeda, coba anda simak dahulu dua paragraf tulisan di bawah ini :

Paragraf (1) 

Parailmuwankuantumpernahmenelitiapa sebenarnyayangterjadiketikasebuahbendadi belahterus-menerushinggaketingkatmateri yangsangatkecil.Danmateriterkecilitupunterusdibelahlagi denganalatpemecahatomparticleaccelerator sampaitakterlihathinggaberubahmenjadi energiyangterhalus.Danselamabisadilakukan, energiterhalusitupundiusahakanuntukterus-menerusdibelah,hinggaakhirnyaseolah-olah lenyapmenghilang.

Paragraf (2)

Para ilmuwan kuantum pernah meneliti apa sebenarnya yang terjadi ketika sebuah benda di belah terus-menerus hingga ke tingkat materi yang sangat kecil. Dan materi terkecil itu pun terus di belah lagi dengan alat pemecah atom particle accelerator sampai tak terlihat hingga berubah menjadi energi yang terhalus. Dan selama bisa di lakukan, energi terhalus itu pun di usahakan untuk terus-menerus di belah, hingga akhirnya seolah-olah lenyap menghilang.

Bagaimana sobat, anda sudah menyimak tulisan dalam kedua paragraf di atas? Menurut anda, paragraf mana yang lebih enak dibaca? Paragraf (1) atau paragraf (2) ? 

Ya, saya yakin seperti halnya saya, anda pasti akan lebih nyaman membaca paragraf yang kedua bukan? 

Alasan nya sederhana, karena paragraf yang kedua ada spasi nya. Ada jeda tulisan nya.

Jadi, jika selama ini dalam hidup anda terus menerus bekerja, terlalu rajin, memforsir tubuh anda, lalu berharap anda akan mendapatkan apa pun hasil sesuai yang anda inginkan, tanpa jeda, maka hasilnya akan seperti pada saat anda membaca paragraf pertama tadi. Pusing, dan lelah yang akan lebih banyak anda dapatkan.

Memang sih ada hasilnya, karena setiap upaya atau usaha pasti akan menghasilkan sesuatu. Namun ketika anda juga tak lupa melakukan jeda dalam setiap upaya, usaha dan kerja anda, maka anda tak akan merasa kerja keras sama sekali. Prosesnya lebih enjoy dan hasilnya pun di pastikan lebih memuaskan.

Sama seperti halnya ketika anda membaca paragraf pertama tadi, meski tanpa jeda, anda masih tetap bisa membacanya, namun belum tentu bisa menangkap inti atau esensi dari bacaan itu kan?

Jadi, kalau selama ini anda sudah banyak berupaya, berusaha, kerja keras, gila-gilaan, namun belum kunjung mendapatkan hasil seperti apa yang anda inginkan, curigalah, jangan-jangan selama ini anda kurang jeda?

Mungkin anda sudah sering promosi bisnis anda sana-sini, sudah menawarkan bisnis anda sampai wara-wiri kesana kemari, namun belum juga mendapatkan hasil penjualan seperti apa yang anda targetkan, maka sudah saatnya anda jeda untuk sementara waktu.

Atau anda selama ini sudah mencoba mendekati seseorang, tiap hari menelponnya, memberikan hadiah, memuji nya, memberi pelayanan yang super perhatian untuk nya, namun entah kenapa dia nampaknya tidak juga balas mencintai anda, maka sudah saatnya anda jeda untuk sementara waktu.

Eh dari tadi, kita ngomongin tentang jeda, tapi mungkin ada sebagian dari kita yang belum tahu apa itu pengertian jeda? Baiklah kita tilik berdasarkan KBBI.

Menurut KBBI, jeda berarti : (1) waktu berhenti (mengaso) sebentar; waktu beristirahat di antara dua kegiatan atau dua babak (seperti dalam olahraga dsb);

(2) hentian sebentar dalam ujaran (sering terjadi di depan unsur kalimat yang mempunyai isi informasi yang tinggi atau kemungkinan yang rendah).

Nah, jadi begitulah kurang lebihnya. Jeda itu ya, berhenti sejenak, sebentar, ngaso istilah populernya. 

Bukan berhenti total ya? Apalagi menyerah. Ah itu sih namanya bukan "jeda" tapi "jera". Hahaha

Sebagai Muslim, dalam ajaran agama saya juga diajarkan untuk jeda 5 kali sehari untuk menyembah-Nya dalam ritual shalat.

Jadi, ini penting sekali, shalat bukan hanya ritual ibadah semata, namun juga memiliki makna yang sangat dalam. Yakni, biar pun seberapa ngototnya kita memperjuangkan kemuliaan di dunia, kita juga harus tetap ingat dengan hari pembalasan di alam setelah kematian nanti. 

Maka lewat ritual shalat lah, kita harus nya bisa betul-betul "jeda", kemudian hanya fokus dan mengingat kebesaran-Nya. Namun sayangnya, kita masih belum benar-benar menjedakan sejenak "pikiran" kita ini ketika sedang melaksanakan shalat. 

Ibarat sedang menebang pohon besar, jeda itu adalah waktu untuk kita mengasah, dan menajamkan kembali gigi-gigi gergaji yang mulai tumpul. Supaya kita tidak membuang tenaga dan waktu dengan sia-sia.

Kalau sudah tahu gergaji itu tumpul dan kurang tajam, kenapa terus kita paksakan menebang pohon itu? Kan lebih baik istirahat sejenak, lalu asah dahulu si gergajinya supaya tajam kembali.

Karena, Adakalanya kita perlu berhenti sejenak, bukan berarti menyerah kalah, akan tetapi mencoba untuk mengumpulkan kembali kekuatan, mengatur strategi, atau mengevaluasi kembali, jangan-jangan selama ini kita sudah salah mengambil langkah? 

Sudah saatnya kita jeda sobat, Sudah saatnya istirahat. Good Night.... :*

Sahabat Anda
Reynal Prasetya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun