Bukan berhenti total ya? Apalagi menyerah. Ah itu sih namanya bukan "jeda" tapi "jera". Hahaha
Sebagai Muslim, dalam ajaran agama saya juga diajarkan untuk jeda 5 kali sehari untuk menyembah-Nya dalam ritual shalat.
Jadi, ini penting sekali, shalat bukan hanya ritual ibadah semata, namun juga memiliki makna yang sangat dalam. Yakni, biar pun seberapa ngototnya kita memperjuangkan kemuliaan di dunia, kita juga harus tetap ingat dengan hari pembalasan di alam setelah kematian nanti.Â
Maka lewat ritual shalat lah, kita harus nya bisa betul-betul "jeda", kemudian hanya fokus dan mengingat kebesaran-Nya. Namun sayangnya, kita masih belum benar-benar menjedakan sejenak "pikiran" kita ini ketika sedang melaksanakan shalat.Â
Ibarat sedang menebang pohon besar, jeda itu adalah waktu untuk kita mengasah, dan menajamkan kembali gigi-gigi gergaji yang mulai tumpul. Supaya kita tidak membuang tenaga dan waktu dengan sia-sia.
Kalau sudah tahu gergaji itu tumpul dan kurang tajam, kenapa terus kita paksakan menebang pohon itu? Kan lebih baik istirahat sejenak, lalu asah dahulu si gergajinya supaya tajam kembali.
Karena, Adakalanya kita perlu berhenti sejenak, bukan berarti menyerah kalah, akan tetapi mencoba untuk mengumpulkan kembali kekuatan, mengatur strategi, atau mengevaluasi kembali, jangan-jangan selama ini kita sudah salah mengambil langkah?Â
Sudah saatnya kita jeda sobat, Sudah saatnya istirahat. Good Night.... :*
Sahabat Anda
Reynal Prasetya