Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Intuisi, Resign dari Pekerjaan, dan Impian Masa Depan

6 Juli 2020   12:38 Diperbarui: 7 Juli 2020   04:32 1183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menetapkan tujuan (Sumber: Thinkstock via kompas.com)

Sekarang coba kita ubah skenarionya, andai saja saya tidak memutuskan bekerja atau resign dari salahsatu pekerjaan itu, mungkin saya tidak akan punya pengalaman A, tidak akan pernah kenal dengan si B dan terjadi C, dan tidak akan bisa kerja di D dan mendapat keterampilan E.

Semua mungkin harus seperti itu jalannya. Inilah yang disebut bersatu dan mengalir dengan rencana Tuhan. 

Sampai sekarang saya masih mempunyai rencana dan tujuan, namun pada saat mengeksekusi dan meraih tujuan itu, saya juga harus mengalir, harus fleksibel bila ternyata realita yang didapat tidak sesuai dengan yang direncanakan, karena mungkin ada rencana Tuhan di situ. 

Namun saya yakin tidak semua orang berani mengikuti dan percaya pada intuisinya. Beberapa orang kadang takut dan tidak mau ambil resiko padahal peluang besar mungkin sudah menunggu di ujung sana. 

Contohnya, pagi ini secara tidak sengaja dan seperti sebuah kebetulan, saya menemukan dan membaca sebuah artikel yang relevan dengan bahasan kita kali ini.

Beranikan Bermimpi Besar!

Suatu hari seorang pria mendatangi Bosnya dan mengatakan secara halus bahwa ia ingin mengundurkan diri dari pekerjaannya, ia pun lantas berkata, "Anda tahu, saya akan melakukan hal gila ini dan saya akan memulai perusahaan ini dengan menjual buku secara online".

Lalu si Bos pun menjawab, "Ayo jalan-jalan"

Mereka berdua kemudian berjalan-jalan dan mengobrol di Central Park, Newyork City.

Setelah hampir dua jam mengobrol, si Bos pun akhirnya menanggapi keinginan pria ini. "Kamu tahu, ide itu sebenarnya terdengar sangat bagus bagi saya. Tapi itu akan menjadi ide yang lebih baik untuk seseorang yang belum memiliki pekerjaan. Kamu punya 48 jam untuk memikirkannya sekali lagi sebelum membuat keputusan terakhir!"

Si pria itu kemudian pulang ke rumahnya dan mulai mendiskusikan keinginannya itu dengan istrinya. Apa jawaban istrinya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun