Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Intuisi, Resign dari Pekerjaan, dan Impian Masa Depan

6 Juli 2020   12:38 Diperbarui: 7 Juli 2020   04:32 1183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor pertama amazon.com (Sumber: officechai.com)

Perlu anda ketahui bahwa feeling amat berbeda dengan intuisi. Feeling dihasilkan dari perasaan kita, biasanya bersumber dari emosi. Sedangkan intuisi adalah berupa petunjuk, dorongan, perintah, jawaban yang datang dengan tiba-tiba dan cepat, tanpa melewati proses penalaran, pencarian, pemikiran, atau perenungan sebelumnya.

Intuisi selalu datang tiba-tiba, tanpa bisa direncanakan dan kita tidak pernah bisa menebak kapan ia akan datang. Bisa ketika sedang serius, bisa ketika sedang santai, bisa ketika sedang di jalan, sedang bekerja, sedang mandi, mau tidur, ia bisa datang kapan pun tanpa di bisa di tebak.

Ajaibnya, seringkali intuisi ini tidak pernah meleset dan saya berani mengklaim keakuratannya bisa mencapai 100%. 

Banyak pengalaman saya yang bisa membuktikannya. Misal: pada waktu itu ketika saya sedang berjalan-jalan di Gramedia, tanpa alasan yang jelas saya terdorong berjalan ke jajaran rak buku tertentu, lalu saya menemukan sebuah buku yang kelihatan nya tidak menarik sama sekali, tapi entah kenapa saya tiba-tiba ingin dan terdorong untuk membeli nya. 

Benar saja, ketika saya beli dan buka isinya, wow, jawaban yang selama ini saya cari-cari ternyata ada di buku tersebut! Sontak saya merasa bahagia, ibarat orang yang berhasil menemukan harta karun berharga yang sangat berarti bagi hidup saya.

Masih banyak lagi pengalaman-pengalaman lain mengenai keajaiban intuisi ini, saya tak mungkin bisa menceritakannya satu persatu, namun hingga sampai sekarang saya sama sekali tidak pernah menyesal mengikuti intuisi, malah saya merasa setiap keputusan yang saya pilih berdasarkan kata hati selalu berujung tepat, akurat, terjadi dan mengejutkan.

Bila saya runut kebelakang dan mencoba untuk menyambungkan titik-titik masa lalu, saya melihat tidak ada keputusan yang salah dan harus saya sesali hingga saya sampai di titik ini.

Ketika intuisi mendorong saya untuk resign dari pekerjaan, ajaibnya tidak lama kemudian tiba-tiba ada saja tawaran pekerjaan, ada saja yang menawari kerja. Saya hampir tidak pernah menganggur selepas SMA.

Saya sudah memiliki 4 kali pengalaman kerja yang rata-rata durasinya adalah satu tahun, paling lama 3 tahun. Di usia yang belum genap 25 tahun. Masih muda kan? :)

Selama masa-masa pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain itu, tidak pernah saya rencanakan. Saya tidak akan pernah tahu kenapa saya harus bekerja atau resign dari pekerjaan tersebut, kalau saya tidak memutuskan mengikuti intuisi saya.

Setelah di renungkan ternyata, "Oh saya kerja di situ itu supaya dapat pengalaman X", "Oh saya kerja di situ itu supaya bisa kenal sama si A dan terjadi X", "Oh saya harus resign dari situ supaya bisa kerja di X dan mendapatkan keterampilan X". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun