Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Dukung dan kunjungi channel Karyakarsa : Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajarlah Soal Cinta Sebelum Kamu Terlambat!

29 Juni 2020   12:59 Diperbarui: 29 Juni 2020   12:54 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Belajar Cinta (Sumber: pixabay.com)

(Sumber gambar: sitn.hms.harvard.edu)
(Sumber gambar: sitn.hms.harvard.edu)
Ketika kita jatuh cinta, atau cinta pada pandangan pertama tadi, sebenarnya kita baru masuk di fase Lust, gairah, atau dorongan untuk bereproduksi. Jadi belum ada unsur cinta disini. Karena hormon yang dihasilkan adalah hormon reproduksi yaitu testosterone dan estrogen.

Selanjutnya barulah kita masuk pada fase terobsesi atau tertarik (Attraction). Hormon yang dihasilkan adalah Dopamine, Norepinephrine dan Serotonin. 

Saat-saat dimana kamu mulai tergila-gila, terngiang-ngiang, merasakan euforia, senang, sekaligus candu terhadap orang yang kamu sukai. Jadi masa-masa bucin itu ada di fase ini. Masa-masa dimana kadar hormon didalam tubuh kacau balau dan tidak seimbang.

Nah yang sebenar-benarnya cinta itu sebenarnya ada di fase Attachment, atau keterikatan, dimana kita merasa nempel, lengket, nyaman dekat dengan seseorang seperti seorang sahabat.

Disinilah cinta suci tulus itu akan mulai terlihat dan kita rasakan, ibarat sebuah cinta tak bersyarat seorang ibu pada anaknya.

Karena hormon yang dihasilkan adalah hormon Oksitosin. Hormon yang disebut-sebut sebagai hormon cinta. 

Efek dari hormon ini lebih kepada kestabilan psikologis, dimana kita akan merasakan ketenangan, kepercayaan dan kenyamanan. 

Dengan mengetahui hal ini, tentu saja kita jadi lebih mudah menyadari apakah perasaan yang kita alami ini murni sebagai cinta atau hanya gairah semata?

Karena kita tidak tahu, apakah kita hanya tergoda atau sudah terpikat. Kalau sudah tergoda terpikat, maka otomatis jadi makin nempel. Terus jadian deh. Sampai kemudian akhirnya menikah dan terikat dengan dia seorang :)

Semoga kamu bisa menangkap esensi dari tulisan kali ini ya. Sebenarnya masih banyak hal yang mau saya bagikan disini, namun mustahil semuanya bisa di tuangkan dalam bentuk tulisan. Karena isu-isu seperti ini tentu lebih enak untuk didiskusikan secara langsung.

Tapi pada intinya, menurut saya penting sekali kita belajar mengenai hal ini. Ketika kita bisa memandang cinta dengan logis, resiko kecelakaan dan kegagalan dalam cinta pasti akan mengecil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun