Beda lagi jika sedang berhadapan dengan orang pintar, nah ini sih bisa dipastikan 70% obrolan merupakan hal yang serius dan hanya kami pahami berdua. Pasalnya topik-topik yang biasa disodorkan pun terkesan berat seperti misal tentang sains, filsafat, logika, sejarah, bahkan kadang bisa nyerempet-nyerempet ke urusan politik.
Sampai di sini mungkin kamu bertanya-tanya, apakah ia saya bisa sampai lihai masuk menyelinap sana-sini? Ke berbagai jenis kalangan dan usia?
Kamu juga sebenarnya pasti bisa kok, asal mau terbiasa untuk mendengarkan, berempati dan coba untuk masuk dalam dunia sang lawan bicara. Kemampuan menyesuaikan diri itulah yang perlu kamu miliki.
Kamu perlu mengatur bagaimana etika, topik obrolan dan emosi pada masing-masing lawan bicara. Karena kita tidak bisa memukul rata beretika dan menyodorkan topik pada semua orang.Â
Kamu tidak mungkin menyodorkan topik mengenai game, atau masalah percintaan kalau sedang mengobrol bersama orang yang usia jauh lebih tua daripada kamu kan?. Terkecuali jika memang sang lawan bicara cukup menyukai topik tersebut.
Namun saya pribadi sih, sudah cukup sering dan terbiasa mengimbangi dan menimpali obrolan orang yang usianya jauh lebih tua dari saya. Karena dari merekalah saya bisa belajar banyak hal.
Dalam sebuah percakapan, saya selalu memposisikan diri sebagai pendengar dan lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara, karena dengan mendengarlah akhirnya saya mendapatkan pengetahuan dan perspektif baru.
Berbicara itu mudah, namun kemampuan mendengarkan dan berempati itu tidak mudah. Perlu sebuah latihan dan kerendahan hati untuk tetap konsisten melakukan hal ini.
Intinya dalam hal bersosial, jadilah seperti bunglon yang selalu mampu beradaptasi di segala medan dan lingkungan. Bergaulah dengan berbagai macam kalangan, golongan dan jenis usia. Hal ini menyenangkan dan cukup menyehatkan.
Karena kekuatan manusia terletak pada pergerakan sosialnya. Percuma saja kamu pintar, punya banyak bakat, punya banyak keahlian tapi tidak sering bergaul, bersosial, ya siapa yang akan mengetahui dan mengakui keunggulan mu itu?.
Oke, jadi itu saja ya curhatan saya kali ini, terimakasih banyak loh kamu udah bersedia nemenin jadi temen curhat saya kali ini.Â