Sedangkan di arah yang berlawanan, pikiran tak kalah ingin bersuara. Mungkin pikiran anda akan berkata :Â "Jangan resign! Nanti kamu susah dapat kerja lagi. Memangnya nanti kalau resign kamu mau kerja apa? Dapat uang dari mana?"
Berdasarkan skenario tersebut akhirnya, ada orang yang lebih memilih mengikuti hatinya. Adapula orang yang lebih memilih pikirannya.Â
Pertanyaannya, selama ini ketika hendak memutuskan atau memilih sesuatu, anda lebih menggunakan peran pikiran atau hati?
Mungkin anda masih bingung, bagaimana caranya bisa membedakan mana itu suara hati dan mana itu suara pikiran.
Seorang ahli makrifat pernah mengatakan bahwa, Tuhan sebenarnya selalu berbicara setiap hari kepada mu, namun apakah kamu mendengarnya? Mengikutinya?Â
Ketahuilah bahwa kata hati selalu muncul pertama kali. Dorongan atau petunjuk itu selalu datang secara tiba-tiba. Dan seringkali misi dan pesannya tidak pernah ada unsur merugikan orang lain. Itulah suara hati.
Katakanlah Anda sedang ada di dalam perjalanan, lalu kemudian tidak sengaja anda bertemu dengan seorang pengemis atau orang yang sedang mencari nafkah di jalanan.
Tiba-tiba secara spontan muncul suara-suara di kepala anda, "Kasih dong orang itu 100 ribu.".Â
Kata hati anda berkata untuk segera membantunya. Beserta nominal yang dikatakannya. Lima menit berlalu, anda tak kunjung mengeluarkan dan memutuskan untuk memberikan uang ke orang tersebut.
Muncul lah suara-suara berikutnya di kepala anda, "Ah buat apa ngasih segitu banyak, apa untungnya? Saya juga kan butuh, belum beli kuota. Kasih 20 ribu aja deh."Â
Akhirnya anda hanya memberinya 20 ribu rupiah dan memilih mengikuti pikiran dibanding kata hati anda.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!