Disatu sisi, saya merasa bahagia bisa kembali bertemu, chit-chat dan haha hihi dengan mereka, disisi lain saya merasa kecewa ternyata mereka tidak jauh berbeda dengan yang dulu.
Uniknya, sebagian teman wanita saya nampak terlihat lebih dewasa dan sukses berkarir. Sebaliknya, sebagian pria masih stuck dengan kehidupan dan pola pikirnya yang begitu-begitu saja, bahkan ada yang sampai saat ini masih pengangguran.
Ini merupakan kasus nyata yang saya temukan di lapangan. Bukan sekedar tulisan yang dibuat-buat.
Maka dari itu, saya benar-benar menaruh perhatian yang cukup serius pada fenomena ini. Ini merupakan masalah sosial yang perlu diperbaiki.
Menjadi seorang gentleman, bukan hanya sekedar gaya-gayaan, atau ingin terlihat kren. Justru ini merupakan jalan hidup bagi seorang pria sejati.
Saat ini masyarakat kita benar-benar sedang memerlukan sosok pria pemimpin, pria dewasa, pria yang punya nilai-nilai ksatria. Bukan seorang pria yang sensitif, mellow dan galau.
Revolusi mental selalu dimulai dari revolusi pola pikir, jika pola pikirnya saja belum berubah, masih kekanak-kanakan, sensitif, labil, jelas kita tidak akan pernah sampai pada kualitas-kualitas yang lebih tinggi.
Saatnya anda mulai menyingkirkan apa-apa saja yang saat ini sudah melemahkan sisi maskulinitas anda sebagai pria.
Dimulai dari berhenti menikmati film-film dan sinetron yang bernuansa galau, sampai mendelete file lagu-lagu yang selama ini hanya membuat kita menenggelamkan diri pada kesedihan dan kekalahan.
Karena menjadi seorang gentleman bukan sekedar gaya hidup, melainkan jalan hidup...***
Sahabat Anda