Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Seorang Gentleman Bukan Sekadar Gaya Hidup, Melainkan Jalan Hidup

8 Juni 2020   10:31 Diperbarui: 8 Juni 2020   10:50 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apalagi bila sampai bertekuk lutut, bersimpuh lemah dihadapannya demi mendapatkan cintanya, jelas itu benar-benar menurunkan citra maskulinitas kita sebagai pria.

Fenomena semacam ini memang baru saja terjadi beberapa tahun belakangan, hal ini jelas hanya terjadi dikalangan remaja. 

Dinamika sosial perlahan-lahan mulai berubah, dari yang tadinya hubungan cinta berjalan dengan sangat sederhana tanpa sedikitpun ada unsur PDKT yang rumit, saat ini PDKT (baca : pendekatan), dianggap moment yang amat krusial sebelum akhirnya kita menentukan apakah seseorang yang kita dekati atau mendekati, layak atau tidak dijadikan sebagai pasangan.

Hal ini terjadi akibat pengaruh infiltrasi budaya besar-besaran yang dimuat dalam film-film, sinetron, lagu-lagu, ataupun media lain yang kerap melemahkan dan menumpulkan logika berpikir kita dalam memandang relasi cinta.

Akhirnya ketika berurusan dengan perihal cinta, kita lebih sering melibatkan perasaan, feeling, atau emosi sesaat, ketimbang berpikir secara rasional dan logis.

Sayangnya isu-isu semacam ini sama sekali tidak begitu banyak dipedulikan dan terpinggirkan, sehingga hal ini berpengaruh terhadap performa dan sumber daya manusia kita yang lemah, rentan dan galau.

Buktinya tidak jauh-jauh kok di sekeliling kita, kini seorang pria lebih sering terlihat feminin, sensitif, mellow dan rentau galau, ketimbang terlihat tegar dan tahan banting di segala situasi.

Ini konteks nya remaja masa kini loh ya, kalau pria jaman dulu sih, saya pribadi percaya jauh lebih tangguh, kuat, karena biasanya mereka mendapatkan pendidikan yang keras dari orangtuanya zaman dulu.

Saat ini dalam pengamatan saya, pria masih mengalami kendala soal pertumbuhan kedewasaan. Pria tumbuh dengan lambat dan terkesan sulit untuk dewasa. Hal ini pernah termuat dalam artikel saya yang berjudul: "Ketika Perempuan Tumbuh Dewasa Lebih Cepat dari Laki-laki"

Saya seringkali mempunyai ekspektasi yang lebih ketika bertemu dengan teman-teman lama, baik itu teman semasa SD maupun SMP.

Saya penasaran apa yang terjadi pada mereka setelah sekian tahun lama kita tak berjumpa. Apakah mereka menampakkan perubahan yang cukup agresif? Atau masih saja tidak jauh berbeda dengan yang dulu? Ketika mereka masih terlihat polos dan kekanak-kanakan?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun