Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

3 Modal Utama untuk Menjadi Seorang Gentleman

6 Juni 2020   12:20 Diperbarui: 6 Juni 2020   12:19 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahulu kala ketika masa dimana saya di mabuk asmara, saya kerap melakukan aksi-aksi spesial kepada seorang wanita yang saya sukai.

Aksi spesial tersebut meliputi, pujian, perhatian, sanjungan, pemberian hadiah, pengorbanan waktu dan segenap aksi lain yang jauh lebih menyedihkan daripada itu.

Bagaimana tidak, pengaruh biokimia cinta itu benar-benar menutup pikiran saya sehingga, saya rela melakukan apapun demi sang wanita agar ia tetap bersedia bersama saya dan tidak berpaling kepada pria lain.

Saya mengikuti apa yang di ajarkan oleh lingkungan, bahwa seorang pria harus bersikap lembut, baik, perhatian, pengertian dan bisa memanjakan seorang wanita.

Sebagai seorang pria kita di tuntut untuk selalu mengalah, lalu menempatkan diri sebagai pihak yang tidak lagi dominan dan memilih selalu "main aman" demi membuat sang wanita selalu bahagia.

Kisah diatas tentu saja bukan sekedar curhatan belaka, bukan hanya sekedar dongeng. Akan tetapi kisah diatas merupakan gambaran suatu aksi yang terlanjur diyakini sebagai sebuah sikap seorang "gentleman".

Ya, gentleman kerap di definisikan sebagai seorang pria yang lembut, baik, pengertian yang selalu siap sedia memberikan pelayanan spesial kepada seorang wanita. 

Akhirnya di zaman modern ini, banyak pria berlomba-lomba untuk menjadi seorang gentleman dengan cara-cara demikian. 

Banyak pria mengobral kebaikan, ketulusan, kesetiaan dan memberikan pengorbanan yang tidak main-main demi sang wanita.

Namun pertanyaannya, apakah benar sosok gentleman identik dengan sikap-sikap dan aksi-aksi demikian?

Lantas, apa pengertian gentleman yang sebenarnya? 

Bila kata gentleman ini dipisah menjadi gentle dan man (gentle man), maka secara harfiah jelas gentle man memiliki arti yaitu seorang pria yang "lembut", "baik", "perhatian" dan sejenisnya.

Namun bila kata ini digabung secara utuh yakni "gentleman" maka pengertian yang didapat adalah "seorang bangsawan", "tuan", "ningrat" atau dengan kata lain sebagai seorang pria yang memiliki nilai, keunggulan, atau kualitas tinggi di banding pria lain.

Istilah gentleman sendiri erat kaitannya dengan kata Chivalrious dari definisi webster, berbicara tentang kualitas ksatria berkuda dan tentara kerajaan di Eropa pada abad 14 dan 15.

Di era tersebut gentleman adalah istilah yang diberikan kepada orang yang tidak perlu bekerja terus menerus untuk menghidupi diri dan keluarganya, karena dia mendapatkan kebutuhan hidupnya dengan cara menuruti titah raja untuk sesekali berperang demi membela kerajaan atau memperlebar wilayah kekuasaan.

Bahkan mereka sama sekali tidak gentle, tidak lembut, tidak sensitif, tidak mellow, justru mereka memiliki sikap yang berkebalikan yakni sebagai seorang petarung yang sangat percaya diri, pemberani, tidak menyukai basa-basi dominan dan egois.

Sebagai seorang gentleman mereka tidak akan segan-segan menguji dan menyeleksi seorang wanita yang menarik perhatiannya.

Mereka baru akan memperlakukan wanita dengan spesial dan layak mendapatkan perhatian nya bila sang wanita tersebut ternyata telah memenuhi kriteria dan standarnya.

Seorang gentleman sadar bahwa mereka mempunyai nilai, keunggulan dan kualitas diri sehingga tidak akan mudah mengobral kebaikan dan perhatiannya kepada sembarang wanita.

Bukan berarti seorang gentleman tidak boleh melakukan hal-hal spesial seperti halnya cerita diatas. 

Namun sikap romantisme yang ditunjukkan oleh seorang gentleman jelas sangat berbeda dengan pria pada umumnya.

Ilustrasi seorang gentleman dan gebetannya (Sumber : independent.co.uk)
Ilustrasi seorang gentleman dan gebetannya (Sumber : independent.co.uk)
Seorang gentleman mampu mengormati dan menghargai seorang wanita tanpa sedikitpun menurunkan kualitas dan harga dirinya dihadapan wanita.

Karena hal itulah yang membuat wanita pantas menghargai dan menghormatinya. Karena dengan sikap itulah wanita menjadi merasa aman dan nyaman bila berada disampingnya.

Menjadi seorang gentleman tentu saja bukan sekedar bagaimana cara kita berinteraksi dan memperlakukan wanita. 

Menjadi seorang gentleman berarti menjadi seorang pria sejati. Menjadi seorang pria yang bernilai dan memiliki kualitas tinggi.

Sosok seperti Soekarno, Jhon Fitzgerald Kennedy dan Nelson Mandela sangat layak disebut sebagai seorang gentleman karena mereka bukan sekedar pria biasa, melainkan sosok yang penuh panutan dan dicintai banyak orang.

Karena mereka merupakan sosok yang memiliki semangat, optimisme, ambisi, keberanian, perjuangan yang luar biasa sehingga mereka banyak yang mengagumi.

Lalu, apa saja yang perlu kita miliki untuk menjadi seorang gentleman di zaman modern ini?

Setidaknya ada 3 modal utama yang bisa menjadikan anda sebagai seorang gentleman.

1). Percaya Diri

Tentu saja ini merupakan modal utama yang wajib anda miliki jika ingin menjadi seorang gentleman. 

Seorang gentleman jelas tidak akan pernah merasa insecure ataupun rendah diri. Ia selalu percaya akan kekuatan dan potensi dirinya sendiri. 

Untuk mendapatkan rasa percaya diri yang kuat, anda perlu menggali dan mengenali apa saja kekuatan dan kelebihan yang anda miliki. Anda perlu bangga terhadap apa yang anda miliki sekecil apapun itu. Karena dengan cara ini anda akan merasa menjadi orang yang layak di perhitungkan. 

Namun bukan berarti anda harus bersikap arogan. Artinya anda percaya pada kekuatan dan kemampuan anda sendiri tanpa harus mencari pengakuan dari orang lain.

2). Dewasa

Selain percaya diri, seorang gentleman merupakan pria yang dewasa dan memiliki emosi yang stabil.

Mereka mampu mengendalikan diri, tidak labil, dan mampu mengurus dirinya sendiri.

Karena kedewasaanlah yang membedakan antara seorang gentleman dengan seorang boy (pria yang kekanak-kanakan). 

Seorang pria dewasa jelas tidak akan menampakkan kegalauan dan kelemahannya di media sosial. 

Seorang pria dewasa juga bukan pria egois yang segala sesuatunya perlu dituruti dan jika tidak di turuti akan merengek-rengek bak anak kecil yang meminta dibelikan mainan.

Seorang pria dewasa juga jelas tidak akan pernah meributkan hal yang remeh-temeh. Atau hal-hal tidak penting.

Mereka hanya akan fokus terhadap apa-apa saja yang penting, berharga bagi diri mereka sendiri.

3). Berani Mengambil Risiko 

Inilah modal krusial yang membedakan antara seorang gentleman dengan pria biasa.

Seorang gentleman jelas adalah pria pemberani yang tidak takut untuk mencoba hal baru, menyukai tantangan dan petualangan.

Berani mengambil resiko artinya mampu keluar dari zona nyaman dan bersedia untuk berjuang melewati tantangan yang berat dan menyulitkan.

Namun bukan berarti anda selalu bertindak tanpa perhitungan. Berani mengambil resiko adalah soal keberanian, ketegasan dalam memutuskan, bukan bertindak atau memutuskan sesuatu secara ugal-ugalan.

Pertanyaan nya, sebagai pria anda mau menjadi yang mana? "A gentle man" atau "A gentleman"?

Sahabat Anda

Reynal Prasetya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun