Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Buruk Muka Cermin Dibelah

4 Juni 2020   17:12 Diperbarui: 4 Juni 2020   17:35 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Introspeksi Diri (Sumber: redaksiindonesia.com)

Bob Sadino pernah berujar, "Kaya raya bukan jaminan hidup terhormat. Tapi jujur, sopan, murah hati dan menghargai sesama, itulah kunci hidup terhormat".

Jadi, akan percuma bila sering-sering berteriak, menyalahkan, menyerang pihak luar, sementara kita enggan menengok dan membereskan apa kerusakan yang terjadi di dalam.

Jangan mengolok-olok ataupun membelah cermin yang ada di depan, tapi coba perbaiki kenapa wajah itu jadi terlihat buruk?

Jangan cepat menuduh, menilai, orang lain buruk, sebelum kita menilai apakah diri ini sudah pantas dinilai baik?

Selagi masih terus gemar menilai-nilai, menyalahkan, menuduh orang lain yang tidak-tidak, tanpa ada kemauan untuk mengevaluasi diri, jelas yang akan kita lihat hanyalah kekurangan-kekurangan atau keburukan-keburukan orang lain. 

Prilaku memandang diri terlalu tinggi inilah yang mengakibatkan seseorang lebih suka dan senang mengevaluasi dan menilai orang lain, ia merasa paling sempurna, paling tinggi, paling hebat, pintar atau paling suci, namun anti kritik dan enggan di evaluasi. 

Tanpa sadar, ketika ia melontarkan kritik, tuduhan dan vonis kepada orang lain sebenarnya, ia sedang mengkritik, memvonis dirinya sendiri secara diam-diam.

Bayangkan si A yang arogan mengkritik si B dengan vonis si B adalah pribadi yang arogan. Padahal dirinya sendiri tidak jauh seperti si B yang arogan. Inilah yang dimaksud, buruk muka cermin dibelah.

Si A dengan lancang menuduh si B arogan, padahal jelas-jelas ia sendiri juga arogan. Tapi ia tidak sadar bahwa selama ini ia adalah seorang yang arogan.

Buruk muka cermin dibelah!

Pandai menilai dan memvonis orang lain, tapi tak pandai mengevaluasi dan introspeksi diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun