Bila kita bicara soal kesuksesan dan kebahagiaan, kita pasti akan disuguhi dengan beragam definisi dan sudut pandang yang berbeda-beda.
Karena sukses dan bahagia merupakan konsep yang sangat subjektif. Tiap orang pasti selalu memiliki takaran sukses dan bahagianya masing-masing.
Coba Anda tanyakan tentang seperti apa persisnya sukses dan bahagia itu kepada 10 orang, niscaya anda akan menemukan jawaban yang berbeda-beda.
Jadi, mana mungkin kita bisa menakar kesuksesan dan kebahagiaan orang lain berdasarkan kriteria diri kita sendiri? Rasanya itu sangat mustahil!
Jika ada orang bertanya kepada saya, apa sih sukses itu? Maka secara subjektif saya akan menjawab berdasarkan kriteria dan konsep yang saya yakini.
Yaitu, ketika saya sudah mencapai keadaan makmur dalam hal finansial, kesehatan saya baik, punya waktu untuk berekreasi, kualitas spiritual dan kedekatan dengan Tuhan sudah baik, punya karir yang cemerlang, kehidupan relasi sosial yang menyenangkan, punya waktu untuk keluarga dan bisa terus belajar untuk mengembangkan diri.
Itu merupakan value yang memang sudah lama saya pegang hingga saat ini, namun belum tentu anda akan langsung mengangguk setuju dan sama cocok dengan kriteria dan konsep sukses yang saya yakini.
Begitupun dengan kebahagiaan, ketika ada yang bertanya kepada saya, apa itu bahagia, tentu saja saya akan menjawab sesuai dengan kriteria dan konsep yang saya yakini pula.
Jika ada sebagian orang baru merasa bahagia setelah pergi dan jalan-jalan ke mal, saya justru akan lebih bahagia menghabiskan waktu sendiri, mengeksplorasi diri sendiri, mengerjakan apa yang saya senangi sendiri tanpa ada yang mengganggu.Â
Jika ada sebagian orang yang lebih senang dan tertarik tinggal di perkampungan, saya justru lebih senang dan tertarik ingin tinggal di komplek perumahan.
Jika ada sebagian orang yang bahagia dan lebih senang liburan di kala weekend, saya justru bahagia dan lebih senang liburan di kala weekdays.