Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dear Team Kompasiana, Ditunggu ya Workshop Online Selanjutnya...

10 April 2020   21:03 Diperbarui: 10 April 2020   21:39 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Live blogshop Kompasiana (Sumber : Screenshot dari live blogshop Kompasiana).

Tepat pada hari Kamis (09/04/20). Kompasiana baru saja meluncurkan program terbarunya bagi para Kompasianer yaitu Workshop Online yang bertajuk, "A to Z Kompasiana, Optimasi Konten Blog Kamu Di Kompasiana".

Workshop sendiri biasanya selalu identik dengan pelatihan, atau seminar yang biasanya banyak diadakan secara offline.

Namun diera digital seperti sekarang ini, sudah banyak juga lembaga pelatihan maupun portal edukasi yang menyediakan workshop secara online.

Karena pelatihannya cenderung dikhususkan untuk penulisan blog, maka Kompasiana sendiri menyebutnya sebagai "Blogshop". Hmm jadi terkesan lebih pas dan elegan ya. Sip deh!

Para kompasianer sendiri terlihat sangat antusias menyambut program perdana ini, hingga kompasianer yang ada ditiap pelosok daerah hingga negeri Eropa turut hadir menyimak blogshop optimasi konten tersebut.

Artinya program ini memang disambut baik oleh para Kompasianer, termasuk saya yang sejak awal begitu antusias menyimak materi dan pemaparan yang disampaikan oleh Kak Widha Karina yang bertindak sebagai Instrukturnya kali ini.

Apalagi jika workshop ini diadakan secara gratis. Duh siapa coba yang tidak tertarik untuk mendaftar?. 

Karena sepengetahuan saya, biasaya workshop yang saya temukan, meski materinya tidak terlalu padat dan detailpun, jika itu berkaitan dengan suatu skill khusus, pastinya lebih sering berbayar daripada gratis.

Nampaknya, akan lebih seru lagi bila blogshop seperti ini diadakan secara berkelanjutan, dua atau tiga bulan sekali misalnya, atau minimalnya setahun sekali. Secara offline juga bakal seru kayaknya. Hehehe ngarep!

Tapi ini beneran, pelatihan-pelatihan semacam ini akan sangat dibutuhkan oleh seorang penulis amatiran dan anak bawang seperti saya ini.

Bagi saya, pengetahuan secuil apapun tentang kepenulisan, demi menghasilkan kualitas konten yang bernilai tinggi tentu saja akan sangat saya cari dan pelajari, terlebih berasal dari orang yang sudah berpengalaman dan punya kapabilitas juga di bidang itu.

Entahlah, jika saya sudah sedemikian tertarik dengan bidang tertentu, menulis misalnya. Maka saya tak akan segan-segan untuk menceburkan diri lebih dalam pada bidang itu.

Kalau sudah terlanjur basah, ya lebih baik basah kuyup sekalian. Menyelam sekalian sampai ke dasarnya.

Memang sih, tidak pernah terpikir dan punya cita-cita juga menjadi seorang penulis profesional. Namun rasanya ada sensasi tertentu ketika saya berhasil menguasai skill atau keilmuan baru. Apapun itu, bukan hanya menulis saja sih.

Ya, kadang-kadang saya bosan dengan menulis, lalu berpindah pada aktivitas lain, naik gunung misalnya, meski sesekali, lalu pindah lagi, besoknya secara ajaib saya jadi tiba-tiba rutin workout di luar rumah, jogging tiap pagi, eh diminggu berikutnya, secara cepat switch menjadi kaum rebahan yang tidak jauh-jauh dari tempat tidur.

Namun panggilan untuk menulis memang bisa datang secara tiba-tiba. Entahlah, ide itu bisa muncul kapanpun dan dimanpun tanpa di duga-duga, melesat dengan cepat dalam kepala. Jika tidak segera dituliskan, maka biasanya cepat menguap tak tersisa.

Mungkin kedepannya, saya akan begitu senang dan antusias, bila blogshop dalam tema lain yang berbeda bisa diadakan lagi. 

Saya sebagai anak bawang, yang hanya mengandalkan insting dalam menulis, tentu ingin mengetahui lebih jauh tentang seluk beluk kepenulisan, khususnya blogging.

Ya, saya paham, semua itu bisa ditempuh dengan jalur autodidak. Belajar sendiri, belajar dari buku ataupun internet, namun tentu saja belajar langsung dari ahlinya akan jauh lebih efektif dan menyenangkan.

Tema lain seperti misalnya, bagaimana mencari dan menemukan ide konten dengan mudah, atau bagaimana menyusun kerangka dan pola menulis konten, sepertinya akan sangat membantu kami para pejuang konten. Karena itu merupakan pelajaran yang paling basic, yang wajib dikuasai oleh setiap penulis.

Jujur saja, saya datang ke arena ini mendeklarasikan diri menjadi seorang penulis dengan tangan kosong. Tak berbekal sedikitpun pengetahuan tentang tatacara menulis yang baik dan menarik bagi para pembaca.

Terlebih orisinalitas merupakan harga mati bagi para Kompasianer. Tantangan yang tidak mudah, namun cukup mempompa adrenalin ini untuk terus berusaha berpikir kreatif dalam menyajikan konten yang berkualitas.

Meski pada hakikatnya tidak ada satupun yang benar-benar orisinalitas keluar dari pikiran kita sendiri. 

Apapun yang menjadi pola pikir, keyakinan, atau apapun yang tertanam dalam kepala kita tidak lain hanyalah hasil dari apa yang kita pelajari dari masa lalu, ataupun pengaruh dari orangtua, lingkungan, maupun tokoh atau idola yang kita elu-elukan.

Tidak ada yang benar-benar murni. Segala pikiran, ucapan, tindakan, ataupun kebiasaan kita sudah terkontaminasi oleh hal lain dari luar diri kita.

Hanya orang-orang yang berani dan mampu mengikuti kata hatinyalah, yang akan senantiasa bertindak dengan alami, bersih, murni. Karena suara hati biasanya bersumber dari Ilahi.

Begitupun dalam hal menulis. Seyogyanya kita senantiasa menulis dengan sepenuh hati. Karena suara hati selalu tau apa yang perlu kita perbuat, apa yang perlu kita lakukan, apa yang perlu kita pilih. Menulispun harus melibatkan hati bukan hanya pikiran.

Teringat apa yang disampaikan oleh Kak Widha Karina di akhir acara, jika tujuan menulis hanya sekedar untuk viral, maka headline saja tidak cukup.

Benar, untuk selalu konsisten dalam menulis, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa tujuan kita menulis.

Karena kita tidak akan tahu seberapa lama lagi kita akan terus bertahan dan semangat dalam menulis, semua ditentukan oleh niat dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Beruntungnya saya sudah menemukan sendiri jawabannya jauh-jauh hari. Sehingga selama nafas masih berhembus dan ide-ide masih terus mengalir dalam kepala, maka saya akan terus menulis, memberi inspirasi dan berkontribusi untuk literasi Indonesia yang lebih baik.

Bergabung bersama Kompasiana bukanlah sebuah kebetulan, mungkin ini merupakan peristiwa kosmik yang sudah dirancang oleh semesta sebelumnya.

Terimakasih kepada seluruh team Kompasiana, pokoknya, ditunggu ya workshop online selanjutnya.. :) ***

Dari Anak Bawang

Reynal Prasetya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun